Startup Ini Mau Bangkitkan Harimau Tasmania yang Punah 83 Tahun Lalu

20 Agustus 2022 11:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan harimau Tasmania dengan garis belang di belakang tubuhnya.  Foto: The Smithsonian Institution/Public Domain/Ej Keller
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan harimau Tasmania dengan garis belang di belakang tubuhnya. Foto: The Smithsonian Institution/Public Domain/Ej Keller
ADVERTISEMENT
Colossal Biosciences, perusahaan rintisan (startup) berbasis di Dallas, Texas, AS, yang punya misi menghidupkan kembali mamut berbulu, kini punya tujuan baru. Mereka mengeklaim sudah mulai bekerja untuk membangkitkan kepunahan harimau Tasmania yang sudah punah puluhan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Harimau Tasmania berasal dari daratan Australia, tepatnya di Tasmania dan New Guinea. Mereka muncul sekitar 4 juta tahun lalu dan merupakan hewan berkantung karnivora terbesar, sekaligus spesies paling ikonik di Australia. Namun populasinya menurun drastis pada abad ke-19. Harimau Tasmania bertahan hidup di pulau Tasmania Australia hingga abad ke-20.
Jumlahnya terus menurun akibat dibunuh oleh orang-orang Eropa yang menganggap hewan tersebut sebagai hama. Harimau Tasmania terakhir yang diketahui mati pada 1936, kendati Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam belum menyatakan hewan itu punah sampai 1982. Sebab, standar internasional pada saat itu punya aturan yang menyebut seekor hewan bisa dikatakan punah jika selama 50 tahun tidak ada catatan lagi baik di alam liar maupun di penangkaran di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Selama abad ke-20 hingga ke-21, beberapa penampakan harimau Tasmania memang sempat dilaporkan, tapi tidak ada bukti terkait laporannya.
Perusahaan Colossal yang didirikan oleh pengusaha Ben Lamm dan ahli genetika Harvard, George Church, sekarang tengah berusaha untuk membangkitkan harimau Tasmania yang punah dan berencana membawa hewan-hewan tersebut ke daerah asalnya di Australia dengan harapan bisa berdampak positif bagi ekosistem lokal.
Untuk mewujudkan mimpi ini, Colossal telah bekerja sama dengan Thylacine Integrated Genetic Restoration Research Lab (TIGRR) di University of Melbourne, Australia, yang dipimpin oleh Andrew Pask, ahli biologi evolusi marsupial terkemuka dan pakar harimau Tasmania yang telah mengurutkan sebagian besar genom hewan.
Thylacinus cynocephalus umumnya dikenal sebagai harimau Tasmania atau serigala Tasmania, padahal mereka bukanlah serigala atau harimau. Sebaliknya, hewan yang telah punah ini pernah menjadi marsupial karnivora terbesar di dunia. Harimau Tasmania dewasa memiliki berat mencapai 30 kilogram dengan panjang 194 centimeter dari hidung hingga ujung ekor.
ADVERTISEMENT
"Ia memiliki penampilan seperti serigala yang khas, punggung bergaris, tetapi memiliki kantong di mana ia mengangkat anak-anaknya seperti marsupial lainnya. Ia juga satu-satunya predator puncak marsupial yang hidup di zaman modern. Karena itu, ia memainkan peran penting dalam ekosistem di Tasmania dan kehilangannya memiliki dampak yang mendalam," lanjut Pask sebagaimana dikutip Newsweek.
Saat ini, Pask telah menyelesaikan pengurutan sekitar 96 persen genom harimau Tasmania, meski masih ada beberapa pekerjaan yang mesti belum rampung, termasuk menemukan 4 persen genom lainnya.
Jika pengurutan genom telah selesai, itu akan dimasukkan ke dalam sel induk marsupial dan mengubahnya menjadi embrio proksi harimau Tasmania. Embrio akan dilahirkan baik melalui ibu pengganti atau rahim berkantung buatan yang belum dikembangkan.
ADVERTISEMENT
Pask mengatakan, salah satu keajaiban marsupial adalah mereka semua melahirkan anak berukuran sangat kecil (seukuran butir beras) yang berarti bahwa marsupial seukuran tikus sekalipun bisa melahirkan anak harimau Tasmania.