Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Stres Kerja dan Problem Keuangan Tingkatkan Risiko Stroke 30 Persen
21 Desember 2021 10:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Peneliti di Swedia melakukan riset terhadap beberapa orang, bahwa stres dan masalah keuangan dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular hingga 30 persen.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini melibatkan 100.000 orang dalam rentang waktu antara Januari 2003 hingga Maret 2021 menurut laporan India Times. Para partisipan rata-rata berusia 50 tahun dan berasal dari 21 negara.
Empat negara di antaranya adalah negara berpenghasilan tinggi seperti Swedia, Kanada, UEA, 12 negara berpenghasilan menengah seperti Brasil, Polandia, dan Afrika Selatan, serta lima negara berpenghasilan rendah seperti India, Pakistan, dan Zimbabwe.
Data tersebut mengecualikan beberapa negara barat yang lebih besar seperti Amerika Serikat, Inggris, serta negara-negara berpenduduk padat seperti Jepang, Cina, dan Rusia.
Didominasi oleh usia muda
Saat penelitian dimulai, para partisipan mendapatkan pertanyaan tentang stres kerja yang dirasakan dalam satu tahun terakhir, dengan skala dari nol (tanpa stres) hingga tiga (stres parah).
ADVERTISEMENT
Hasilnya 7,3 persen partisipan mengalami stres berat, 18,4 persen mengalami stres sedang, 29,4 mengalami stres ringan, dan 44 persen tidak mengalami stres sama sekali.
Mereka yang mengalami stres didominasi oleh usia yang lebih muda dan dicirikan dengan faktor merokok, memiliki obesitas di perut dan termasuk dari kelompok negara berpenghasilan tinggi.
Melansir Daily Mail, ‘stres’ sendiri didefinisikan sebagai perasaan gugup, mudah tersinggung atau cemas karena faktor-faktor di tempat kerja atau di rumah, berada dalam kesulitan keuangan, atau pernah mengalami peristiwa-peristiwa sulit dan masa-masa yang menantang dalam hidup mereka.
Para partisipan dipantau hingga Maret 2021. Selama periode penelitian ini, tercatat 5.934 kejadian kardiovaskular seperti infark miokard, stroke atau gagal jantung terjadi.
Mereka yang mengalami tingkat stres yang ekstrim memiliki 22 persen lebih banyak risiko kejadian kardiovaskular, 24 persen untuk serangan jantung dan 30 persen untuk stroke. Para peneliti menyesuaikan perbedaan faktor risiko antara tingkat stres tinggi dan rendah.
Namun menurut penulis utama studi, Annika Rosengren, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya, ia tidak dapat menjawab apakah stres memiliki efek yang lebih akut atau kronis atau apakah efeknya berbeda tergantung pada tingkat pendapatan tiap-tiap negara.
ADVERTISEMENT
Tapi ada beberapa proses dalam tubuh yang dapat dipengaruhi oleh stres, seperti aterosklerosis dan pembekuan darah.
Penyakit kardiovaskular sendiri adalah istilah untuk semua jenis penyakit yang berhubungan dengan jantung atau pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner (pembuluh darah tersumbat), yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan lainnya.
Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor satu. Secara global, penyakit kardiovaskular berkontribusi terhadap tingkat kematian di dunia sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun.