Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Studi Kasus Terbaru: Jeans Ketat Bisa Bikin Saraf dan Otot Rusak
26 Februari 2018 15:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir Popular Science , seorang wanita asal Australia yang tidak disebutkan namanya mengalami mati rasa di kakinya hingga tidak bisa jalan akibat memakai celana jeans ketat.
Kasus yang dialami wanita ini menjadi bahan dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry.
Wanita berusia 35 tahun itu menggunakan jeans ketat selama seharian sambil melakukan sebuah kegiatan yang cukup berat, yaitu membantu saudaranya pindah rumah.
Selama seharian ia banyak berjongkok untuk mengambil barang-barang yang ada. Semakin sore celana yang ia kenakan pun semakin ketat dan tidak nyaman, namun wanita itu menolak untuk beristirahat.
Pada malam harinya ia merasa kakinya mengalami mati rasa dan ia mulai mengalami kesulitan untuk berjalan. Karena tak bisa mengontrol kakinya, ia pun terjatuh dan tak bisa bangun lagi.
ADVERTISEMENT
Wanita itu kemudian menghabiskan beberapa jam di atas tanah hingga akhirnya ditemukan dan dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit, para dokter harus memotong jeans ketat si wanita karena kakinya sudah sangat membengkak.
Otot kaki si wanita membengkak dan menekan saraf yang berada di dekatnya, menyebabkan mati rasa. Wanita itu mengalami mati rasa pada bagian bawah kakinya sehingga tidak bisa menggerakkan jari kakinya.
Hasil tes CT Scan dan tes lainnya memukannya kompresi secara berkepanjangan telah merusak saraf dan jaringan otot di betis wanita itu.
Pasien wanita tersebut ternyata mengalami sindrom kompartemen. Sindrom tersebut adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke suatu bagian tubuh terhenti.
Meski penyebab utama wanita tersebut mengalami sindrom ini adalah karena terlalu sering berjongkok, menurut dokter, celana ketatnya juga menambah efek buruk tersebut.
ADVERTISEMENT
Untungnya setelah berada empat hari di rumah sakit, wanita tersebut diizinkan pulang dengan kemampuan berjalan seperti sedia kala.