Studi: Kerja Shift Bisa Bikin Kamu Mandul

22 Juni 2023 8:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi karyawan kecapekan kerja. Foto: CrizzyStudio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi karyawan kecapekan kerja. Foto: CrizzyStudio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidur di malam hari baik untuk kesehatan fisik dan mental setelah seharian melakukan aktivitas. Namun, kerja shift terkadang membuat jam tidur seseorang terganggu, bikin orang begadang sampai dini hari, dan terlelap di pagi hari.
ADVERTISEMENT
Padahal, dalam studi baru menyebutkan bekerja shift bisa berdampak buruk pada kesehatan. Salah satunya kesehatan jantung dan metabolisme, bahkan meningkatkan risiko terkena kanker hingga mengganggu kesehatan reproduksi.
Dampak buruk ini pernah dialami oleh Jade Leanne, seorang pramugari berusia 33 tahun di Inggris. Leanne telah bekerja menjadi pramugari selama 9 tahun, tapi dia berhenti dari pekerjaannya setelah mengalami masalah pada kesehatannya. Dia bilang bahwa siklus menstruasinya mulai berubah seiring dengan mood swings (perubahan suasana hati) yang dialaminya.
“Saya merasa kewalahan untuk mengontrol emosi, suka tiba-tiba nangis dan marah tanpa alasan,” kata Leanne. “Setelah saya terbang jarak pendek, saya tidak mengalami masalah apapun. Itu bertahan selama siklus tidur saya masih normal, tapi ketika saya terbang ke wilayah dengan zona waktu berbeda, masalah mulai muncul.”
ADVERTISEMENT
Leanne dan suaminya berencana untuk memiliki bayi pada 2014, tapi usaha mereka tidak pernah terwujud. Di sinilah masalah utama mulai terbongkar. Leanne memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke dokter dan dia didiagnosis mengidap infertilitas atau mandul.
“Kita tetap tidak memiliki anak hingga tahun 2017,” katanya. “Saat kami diberitahu bahwa kami membutuhkan prosedur IVF (bayi tabung), saya merasa sangat malu. Tubuh saya tidak bekerja sebagaimana mestinya dan ada sesuatu yang salah dalam diri saya.”
Padahal, Leanne tidak punya riwayat mandul di keluarganya. Dokter juga bingung apa yang menyebabkan kesuburan Leanne terganggu.
ilustrasi pasangan suami istri dengan masalah kesuburan atau mandul Foto: shutterstock
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 dari 6 orang dewasa di seluruh dunia mengalami kemandulan. Kemandulan pada wanita bisa disebabkan oleh berbagai kondisi biologis, seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), ketidakstabilan hormon, tuba falopi tersumbat, dan gangguan rahim.
ADVERTISEMENT
Namun, kesuburan juga bisa dipengaruhi oleh gaya hidup dan lingkungan, termasuk olahraga berlebihan, penurunan atau penambahan berat badan ekstrim, stres secara emosional, merokok, dan kurang tidur.
Marine Simonneaux, Ph.D. peneliti dari Institute of Cellular and Integrative Neuroscience, mengatakan bahwa sudah sejak lama diketahui gangguan jam biologis punya dampak buruk pada kesehatan.
Perubahan paparan cahaya dan ‘hutang tidur’ karena kerja shift dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi pada masalah metabolisme dan kardiovaskular, kanker, serta gangguan fungsi reproduksi seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, peningkatan risiko endometriosis, berkurangnya oosit yang matang, berkurangnya kesuburan dan menopause dini.
Pada dasarnya, tubuh kita mengalami siklus naik dan turun selama 24 jam. Proses ini mengatur pencernaan, konsentrasi, suhu tubuh, dan serangkaian fungsi biologis lainnya yang berfluktuasi sepanjang siang dan malam.
ADVERTISEMENT
“Hampir semua fungsi dan perilaku fisiologis diatur oleh jam biologis–siklus tidur/bangun, pelepasan hormon, suhu inti tubuh—,” kata Simonneaux. “Fungsi reproduksi bukanlah pengecualian dari aturan ini.”
National Institute of General Medical Science menjelaskan, siklus biologis kita dihubungkan oleh jam utama yang ada di otak, diatur ulang setiap pagi oleh sinar matahari. Namun, siklus tidur dapat membuat jam biologis kita tidak seimbang.
Dalam penelitian baru, Simonneaux dan rekannya melakukan percobaan dengan mengubah jam biologis tikus. Hasilnya, hanya dalam waktu empat minggu, lonjakan hormon yang memicu ovulasi sebagian besar menghilang, mengurangi kesuburan pada tikus tersebut. Temuan ini diumumkan pada Kongres Endokrinologi Eropa di Istanbul, Turki, pada 16 Mei.
Faktanya, kerja shift juga tidak hanya berdampak pada kesuburan wanita. Tapi juga dapat memengaruhi kesuburan pria, misalnya disfungsi ereksi, penurunan parameter kualitas sperma, sehingga menyebabkan berkurangnya kesuburan, kata Simonneaux.
ADVERTISEMENT
Sejauh mana dampak kerja shift terhadap kesehatan reproduksi akan bergantung pada tingkat gangguan jam biologis yang orang itu alami, seperti apakah jam malam dihabiskan untuk bekerja hingga pagi hari, atau seberapa lama dia bekerja di siang atau malam hari.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme di balik efek kerja shift pada kesuburan, serta apa pengobatan yang bisa ditawarkan bagi mereka yang mengalami kemandulan akibat kerja shift.
Adapun Leanne, dia mengatakan bahwa banyak temannya yang juga mengalami hal sama. Jadi, dia tidak terlalu terkejut mendengar studi baru ini.
Didiagnosis infertilitas bukan berarti tidak akan punya anak, tetapi penderitanya akan lebih sulit memiliki anak. Salah satu cara yang umum dilakukan untuk mengatasi ini adalah dengan program bayi tabung (IVF). Begitupun dengan Leanne, dia berhasil mendapatkan anak setelah mengikuti program bayi tabung. Kini, kebahagiaannya dia sebar di Intagram dengan nama @themindsetmumma.
ADVERTISEMENT