Studi: Lockdown Covid-19 Berdampak pada Permukaan Bulan

4 Oktober 2024 10:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bulan. Foto: Fernando Astasio Avila/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bulan. Foto: Fernando Astasio Avila/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Studi menemukan bahwa Covid-19 bukan hanya mendatangkan malapetaka bagi penduduk di Bumi, tapi secara tidak langsung berdampak pada permukaan Bulan.
ADVERTISEMENT
Pada awal pandemi Covid, sebelum vaksin ditemukan, berbagai upaya dilakukan oleh seluruh dunia untuk memutus dan memperlambat mata rantai penularan, salah satunya dengan menerapkan karantina wilayah alias lockdown. Di awal April 2020, sekitar setengah populasi dunia diminta untuk tinggal di rumah, dan memberlakukan jam malam.
Perubahan besar pada pola hidup manusia ini berdampak langsung pada satwa liar dan tentu saja, emisi CO2. Kini, analisis yang dilakukan para peneliti menemukan bahwa lockdown kemungkinan telah memengaruhi suhu permukaan Bulan di malam hari.
Bulan memiliki gravitasi yang memberikan pengaruh pasang surut di Bumi. Waktu rotasi dan revolusi Bulan terhadap Bumi hampir sama sehingga membuat permukaan Bulan (disebut sisi dekat Bulan) yang menghadap Bumi selalu sama.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society: Letters, tim peneliti memilih enam lokasi di permukaan sisi dekat Bulan dan menganalisis Diviner Reduced Data Record dari PDS Geosciences Note milik NASA selama enam tahun. Mereka menemukan sebuah anomali.
Ilustrasi Jakarta akan kembali memberlakukan PSBB. Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
“Suhu permukaan malam hari di enam lokasi berbeda di sisi dekat Bulan dianalisis selama periode 2017-2023. Hasil penelitian menunjukkan penurunan suhu permukaan malam hari yang tidak normal di semua lokasi selama April - Mei 2020, periode karantina global akibat Covid-19, jika dibandingkan dengan nilai periode yang sama selama tahun-tahun sebelumnya dan tahun-tahun berikutnya,” papar peneliti.
“Karena radiasi terestrial juga menunjukkan penurunan yang signifikan selama kurun waktu tersebut, penurunan suhu permukaan Bulan yang tidak normal disebabkan oleh efek karantina wilayah global akibat COVID-19. Bulan mungkin mengalami dampak karantina wilayah akibat COVID-19, yang divisualisasikan sebagai penurunan suhu permukaan Bulan pada malam hari yang tidak normal selama periode tersebut.”
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, perbedaan suhu malam lunar (saat permukaan Bulan tidak terkena Matahari) sekitar 8 - 10 Kelvin. Tim membandingkan perbedaan suhu ini dengan aktivitas bintik Matahari yang bisa menyebabkan penurunan tersebut, tapi tidak menemukan korelasi.
Menurut tim, penyebab penurunan suhu adalah radiasi yang diterima dari Bumi. Selama malam lunar di sisi dekat, Bulan menerima radiasinya saat dipantulkan dari permukaan Bumi. Seiring dengan perubahan aktivitas manusia dan berkurangnya polutan yang masuk ke atmosfer, hal ini berdampak buruk dengan berkurangnya radiasi yang dipantulkan ke Bulan.
Jadi, pembatasan wilayah akibat COVID-19 tampaknya secara tidak sengaja membuat permukaan Bulan menjadi lebih dingin untuk sementara waktu.