Studi: Makan Telur 5 Kali Seminggu Bagus Buat Fungsi Kognitif Otak Lansia

10 Desember 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi demensia pada lansia. Foto: Queenmoonlite Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demensia pada lansia. Foto: Queenmoonlite Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah studi menunjukkan bahwa makan telur minimal lima kali dalam seminggu dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Peneliti melakukan studi bukan pada anak, remaja atau dewasa melainkan pada lansia dengan usia 55 tahun ke atas.
ADVERTISEMENT
Lansia dengan kategori tersebut memperlihatkan hasil tes fungsi kognitif otak yang baik dibanding mereka yang jarang makan telur.
Dilansir Health, para peneliti mengambil data dari 890 orang dewasa (357 pria dan 533 wanita). Mereka berpartisipasi dalam Studi Rancho Bernardo (sebuah studi kohort observasional jangka panjang berbasis komunitas) antara tahun 1988-1991. Para peserta berusia di atas 55 tahun, dan usia rata-ratanya antara 70 dan 72 tahun.
Peneliti juga memberikan tes kinerja kepada peserta antara tahun-tahun tersebut untuk memeriksa fungsi kognitif global, seperti bahasa, orientasi, perhatian, ingatan, fungsi eksekutif, fleksibilitas mental, dan pelacakan visuomotor.
Keterampilan tersebut dinilai ulang antara tahun 1992 dan 1996, dengan waktu rata-rata antara kunjungan sekitar empat tahun.
Dari responden yang dinilai, 4% pria dan 16,5% wanita tidak pernah mengonsumsi telur. Sebaliknya, 7% pria dan hampir 4% wanita melaporkan mengonsumsi telur lebih dari lima kali per minggu.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi saraf otak. Foto: Axel_Kock/Shutterstock
Dari kelompok yang memakan telur ini, wanita yang mengonsumsi lebih banyak telur mengalami lebih sedikit penurunan dalam skor kefasihan, yang menilai memori semantik dan fungsi eksekutif.
Dengan setiap peningkatan kategori dalam konsumsi telur, kemungkinan seorang wanita mengalami penurunan kognitif menurun sebesar 0,1. Dengan kata lain, wanita yang mengonsumsi telur lebih dari lima kali per minggu mengalami penurunan setengah poin lebih sedikit dalam kelancaran kategori selama empat tahun dibandingkan mereka yang tidak pernah mengonsumsi telur.
Kendati demikian, penelitian ini tak luput dari kelemahan. Pertama, studi tak menjelaskan rinci hasil yang diperoleh sampel jenis kelamin pria. Penelitian masa depan mengenai manfaat kognitif telur perlu dilakukan darn harus mencakup pencitraan untuk menunjukkan apakah kinerja kognitif konsisten dengan perubahan yang diamati di otak, kata Kritz-Silverstein.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, banyak makanan lain mungkin juga menawarkan dukungan kognitif selain telur. Kombinasi yang pas termasuk diet yang tepat sasaran antara jenis makanan satu dan yang lain juga harus diperhatikan jika seseorang ingin memelihara fungsi kognitif otak.
“Makanan yang kaya antioksidan, seperti beri, bayam, dan kacang-kacangan, membantu melawan peradangan dan stres oksidatif, yang dapat mempercepat penuaan dan penyakit neurodegeneratif,” kata Amy Davis, RDN, ahli diet terdaftar di Amy Davis Nutrition , kepada Health .
“Kunyit juga dapat sangat bermanfaat untuk memori dan pertumbuhan sel otak baru.”