Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Bengong alias melamun ternyata tidak seburuk yang kita kira. Karena sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan saraf dan psikolog menemukan ada manfaat tersembunyi dari aktivitas melamun.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan di jurnal Nature, para ilmuwan di Harvard University menemukan bukti awal bahwa ketika tikus melamun atau diam-diam merenungkan sesuatu, otak mereka akan mulai bekerja untuk mengingat dan belajar.
Simpulan ini didapat ketika peneliti memperlihatkan pola kotak-kotak hitam putih kepada si tikus, dan mereka ternyata masih dapat memvisualisasikan gambar tersebut di mata batinnya setelah gambar tersebut hilang dari pandangan.
Efek melamun ini terlihat dari korteks visual di otak yang tampak sibuk memvisualisasikan gambar yang sudah hilang dari pandangan. Ini terjadi saat tikus tidak distimulasi, dalam keadaan tenang dan rileks.
Keadaan yang tak dirangsang dan seperti mimpi inilah yang menurut ilmuwan Harvard memiliki efek serupa dengan tidur, mengkonsolidasikan ingatan dan meningkatkan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin tahu bagaimana proses melamun ini terjadi pada tingkat neurobiologis dan apakah momen refleks tenang ini penting untuk pembelajaran dan ingatan,” jelas Nghia Nguyen, ahli neurobiologi dari Harvard University.
Penelitian ini melibatkan 13 tikus yang diperlihatkan dua gambar hitam-putih berbeda sebanyak 64 kali sepanjang hari selama dua detik dalam lingkungan yang steril. Percobaan ini dilakukan selama berhari-hari, sementara tim memantau aktivitas listrik 7.000 neuron di otak delapan tikus, termasuk sel saraf di korteks visual dan hipokampus–wilayah yang berkaitan erat dengan konsolidasi memori.
Masing-masing dari dua gambar yang diperlihatkan memicu pola aktivitas saraf yang berbeda di korteks visual literal tikus. Bagian otak ini berhubungan dengan pengenalan objek dan membedakan ciri-ciri bentuk. Temuan ini menunjukkan bahwa otak tikus mengkode setiap gambar dengan pola aktivitas saraf yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, setelah gambar diganti oleh layar komputer yang kosong, korteks visual tikus kadang-kadang “aktif kembali”, menarik pola neuron yang mirip dengan gambar yang diperlihatkan sebelumnya.
Aktifnya kembali korteks visual yang singkat ini seringkali disertai dengan riak gelombang tajam di hipokampus, sebuah tanda bahwa otak secara efektif mengkodekan informasi visual meski tidak ada stimulus.
Seiring dengan berjalannya waktu, saat tikus melihat gambar lain, aktivitas otak mulai menyerupai aktivitas otak saat melamunkan gambar sebelumnya. Ini adalah tanda bahwa melamun memperkuat beberapa koneksi saraf sekaligus melemahkan koneksi lainnya, sehingga menciptakan respons stimulus yang lebih efisien secara keseluruhan.
“Ketika Anda melihat dua gambar berbeda berkali-kali, pentung untuk membedakannya,” jelas Nguyen. “Temuan kami menunjukkan bahwa melamun dapat memandu proses ini dengan menjauhkan pola saraf terkait dengan dua gambar tersebut.”
ADVERTISEMENT
Temuan ini menunjukkan bahwa ketika otak tidak distimulasi, otak bisa tergelincir ke dalam dunia khayalan, di mana gambaran mental dapat secara aktif mengatur ulang respons otak terhadap rangsangan di masa depan.
Belum diketahui apakah ini juga berlaku pada otak manusia atau tidak, tapi penelitian sebelumnya menunjukkan, meminta orang mengingat suatu gambar memang meningkatkan aktivitas otak di korteks visual dan hipokampus. Studi lain menemukan, orang yang lebih sering melamun lebih baik dalam mengingat kenangan dalam suasana tidak steril atau banyak gangguan.
“Kami merasa cukup yakin bahwa jika Anda tidak pernah meluangkan waktu untuk bangun, Anda tidak akan mengalami banyak kejadian dalam lamunan yang mungkin penting untuk plastisitas otak,” ujar Mar Adermann, ahli neurobiologi dari Harvard University.
ADVERTISEMENT
Namun, terlalu banyak melamun juga buruk untuk kesehatan. Beberapa ilmuwan berpendapat, terlalu banyak melamunkan kesalahan yang sudah terjadi dapat berdampak negatif pada kognisi manusia, seperti fokus dan ingatan jangka pendek.