news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Suhu Bumi Capai Titik Terpanas Kedua Sepanjang Sejarah di 2017

20 Januari 2018 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemanasan global (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pemanasan global (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Apakah kamu merasakan cuaca yang begitu panas di tahun 2017 lalu? Jika iya, kamu tak salah, karena tahun 2017 dinyatakan sebagai tahun terpanas kedua dalam sejarah setelah tahun 2016 yang masih memegang predikat terpanas.
ADVERTISEMENT
Laporan ini dikeluarkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat alias NASA, yang mencatat adanya kenaikan suhu hingga 0,9 derajat Celcius pada 2016 bila dibandingkan dengan suhu di periode tahun 1951-1980.
Sementara itu, ada pendapat lain dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Mereka mengatakan 2017 adalah tahun terpanas ketiga setelah 2015 dan 2016, bukan yang kedua.
Meskipun ada perbedaan antara NASA dan NOAA akibat perbedaan metode penghitungan, namun kedua data tersebut menunjukan adanya tren kenaikan suhu. Menurut Gavin Schmidt, Kepala Goddard Institute milik NASA, mengatakan bahwa suhu akan terus mengalami peningkatan dalam waktu lama.
Data yang dikeluarkan NASA dan NOAA dapat menjadi peringatan keras kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang tidak mempercayai adanya pemanasan global. Bahkan, ketika salju lebat melanda Amerika Serikat pada Desember 2017, Trump malah menulis cuitan ‘kita butuh sedikit pemanasan global’.
ADVERTISEMENT
Trump bahkan menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Paris yang ditandatangi tahun 2016. Perjanjian ini merupakan upaya dari negara-negara di seluruh dunia untuk mengurangi dampak pemanasan global. AS kini menjadi satu-satunya negara yang tidak mau menandatangani perjanjian tersebut.
Dilansir The Verge, Schmidt juga mengatakan apa yang terjadi selama 60 tahun terakhir ini adalah karena perbuatan manusia yang terus menerus membuat karbondioksida dan menghasilkan efek rumah kaca.
5 tahun terpanas sudah tercatat sejak tahun 2010 oleh NASA dan NOAA. Sejak tahun 1880, suhu Bumi sudah meningkat sebanyak lebih dari 1 derajat Celcius.
NOAA juga mencatat, pada tahun 2017, rata-rata suhu di Amerika Serikat sekitar 12,5 derajat Celcius. Sementara tahun 2012, rata-ratanya mencapai 13 derajat dan 2016 mencapai 12,7 derajat Celcius.
Kebakaran di Montana, Amerika Serikat. (Foto: Jonathan Moor/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran di Montana, Amerika Serikat. (Foto: Jonathan Moor/Reuters)
Tahun lalu, akibat perubahan iklim, berbagai bencana terjadi di Amerika, seperti kebakaran lahan, kekeringan, dan badai yang memakan korban hingga 362 jiwa. Total kerugian yang diderita akibat bencana yang berhubungan dengan iklim dan cuaca mencapai 306 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Selain AS, Argentina juga mengalami peningkatan suhu, misalnya kota Puerto Madryn yang mencapai suhu 43 derajat Celcius.
Kutub Utara juga mengalami kenaikan suhu dua kali lipat lebih cepat hingga menyebabkan mencairnya es. Sejak Desember 2017, luas es di Kutub Utara mencapai angka terkecilnya.
“NASA dan NOAA akan bekerjasama untuk menggunakan ilmu pengetahuan agar kami bisa mendapatkan analisis terbaik (mengenai perubahan iklim). Tapi, kami tidak bisa terlalu terlibat dalam membuat keputusan (untuk negara),” kata Schmidt.