Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Super Langka, Bayi Ini Lahir dengan Ekor Sepanjang 5,7 Cm
28 November 2022 8:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebuah jurnal ilmiah mengungkap studi kasus super langka, yakni seorang bayi lahir dengan ekor mungil. Peristiwa ini terjadi di Nuevo Leon, Meksiko.
ADVERTISEMENT
Menurut tim dokter yang dipimpin oleh dr. Josue Rueda dari Hospital Universitario Dr. José Eleuterio González, fenomena manusia ekor sangat jarang terjadi. Hanya ada 195 kasus yang teridentifikasi hingga 2017.
Untuk kasus bayi perempuan di Meksiko, ia lahir dengan selamat melalui operasi caesar di sebuah rumah sakit di Nuevo Leon. Sang ibu juga dalam kondisi sehat, berusia akhir 20-an tahun.
Dokter dengan cepat melihat buntut lembut sepanjang 5,7 cm di bokong bayi, yang identitasnya dirahasiakan. Ekor tersebut tertutup kulit dan rambut halus, serta memiliki ujung yang runcing.
Dokter menambahkan, buntutnya mencuat di ujung tulang ekornya. Diameternya bervariasi antara 3 hingga 5 mm, menyempit ke ujungnya yang runcing.
"Bayi itu menangis ketika ekornya dijepit dengan jarum," kata tim dokter di laporan studi kasus yang terbit di Journal of Paediatric Surgery Case Reports.
ADVERTISEMENT
Bayi lahir selamat, tidak ada komplikasi
Petugas medis mengatakan bayi tersebut lahir cukup bulan dan tidak ada komplikasi selama kehamilan. Hasil tes otak, jantung, pendengaran, dan urine juga menunjukkan bahwa sang bayi dalam kondisi sehat dan normal.
Ekor manusia, menurut dokter, dibagi menjadi dua kategori: Psudotail atau ekor benaran.
Psudotail adalah pertumbuhan yang menyerupai ekor, tetapi disebabkan oleh masalah tulang belakang atau tumor. Sementara itu, ekor sejati mengandung otot, pembuluh darah, dan saraf, tetapi tidak memiliki tulang -mirip dengan buntut yang dimiliki hewan.
Dokter menduga buntut si bayi perempuan Meksiko muncul dari ekor embrionik yang berkembang pada semua bayi dalam rahim, tetapi biasanya diserap kembali ke dalam tubuh untuk membentuk tulang ekor. Hasil pemindaian mengungkapkan ekornya bukan akibat dari masalah tulang belakang, seperti disrafisme spina, suatu kondisi saat tulang belakang tidak terbentuk dengan benar dan menyebabkan pertumbuhan daging seperti ekor muncul di bagian bawah tulang belakang.
ADVERTISEMENT
Dokter kemudian memulangkan bayi dan orang tuanya, serta memeriksanya kembali ketika sang bayi berusia dua bulan. Selama dua bulan dia memiliki berat dan tinggi yang sehat, bahkan ekornya turut tumbuh 0,8 cm.
Operasi kecil dengan anestesi lokal dilakukan untuk mengangkat ekornya. Pasien dipulangkan pada hari yang sama dan tidak memiliki komplikasi.
Ekornya lantas dianalisis oleh tim dokter. Hasilnya ditemukan bahwa buntut tersebut mengandung jaringan lunak, arteri dan vena, serta kumpulan saraf.