Survei: 72% Warga Indonesia Nilai Pemerintah Kewalahan Tangani Virus Corona

22 Mei 2020 2:46 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arus mudik di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Antara/Budi Chandra Setya
zoom-in-whitePerbesar
Arus mudik di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Antara/Budi Chandra Setya
ADVERTISEMENT
Sekelompok peneliti dari Indonesia dan Jerman melakukan sebuah survei untuk mengetahui opini publik Indonesia terkait krisis multidimensi yang ditimbulkan pandemi virus corona. Salah satu temuan menarik dari riset mereka adalah adanya penilaian responden yang setuju pemerintah kewalahan dalam mengatasi permasalahan virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan yang melakukan survei berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran dan Fikom Universitas Pancasila. Sementara peneliti Jerman berasal dari Department of Empirical Media Research and Political Communication Technische, Universtät Ilmenau.
Survei ini sekaligus untuk melihat bagaimana penggunaan media di masyarakat mampu mempengaruhi terbentuknya persepsi tentang krisis. Tim ilmuwan menggunakan metode survei representatif nasional, dan meski digarap oleh peneliti lintas negara, survei ini dirancang dengan menyesuaikan konteks di Indonesia dan Jerman.
Seluruh data diperoleh melalui aplikasi digital Jakpat Mobile Online Survey Indonesia. Periode pengumpulan data dilakukan pada 27 April hingga 18 Mei 2020. Sebanyak 1.100 responden terlibat dalam penelitian ini. Mereka berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hasil survei menunjukkan, ada 87 persen responden merasa bahwa virus corona membahayakan kesehatan mereka. Sementara 65 persen responden mengaku merasa takut tertular SARS-CoV-2.
Suasana di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Yang menarik, dalam survei ini peneliti mendapati bahwa kebijakan pemerintah untuk membatasi penyebaran virus corona dengan pelarangan mudik ternyata mendapat dukungan mayoritas yakni sebanyak 86 persen responden. Padahal, mudik telah menjadi ritual sosial masyarakat Indonesia.
Namun 90 persen responden menilai bahwa penanganan wabah virus corona telah mengganggu kondisi perekonomian keluarga mereka. Dari survei ini pula peneliti menemukan ada 32 persen responden yang merasa geram terhadap kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah.
Itu hanya sebagian kecil, sebab ada lebih banyak responden yang justru merasa puas dengan diberlakukannya PSBB oleh pemerintah pusat. Riset menemukan, ada 70 persen responden yang percaya bahwa kebijakan tersebut dapat menuntaskan pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Peneliti menekankan bahwa hasil survei ini dapat berubah, karena di saat yang bersamaan mereka juga menemukan ada 72 persen responden yang sepakat menyatakan bahwa pemerintah kewalahan dalam mengatasi sejumlah persoalan multisektor yang menjadi dampak virus corona. Pemerintah dalam hal ini telah dihadapkan pada berbagai keputusan sulit, baik itu di sektor kesehatan, sosial, ekonomi maupun politik.
Pendapat masyarakat tentang kebijakan pemerintah untuk mengatasi Corona. Foto: Dok. Universitas Padjajaran
Di sisi lain, publik merasa mereka tak memiliki pengaruh atas keputusan pemerintah dalam penanganan wabah yang telah menyebar ke 2010 negara itu. Mereka yang berpikir demikian adalah 46 persen dari responden penelitian.
Beralih ke pencarian sumber informasi, ditemukan bahwa lebih banyak masyarakat yang mengandalkan informasi dari media massa dibandingkan dengan informasi langsung dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
Hal ini terlihat dari pengakuan 82 persen responden yang melaporkan mereka kerap mendapatkan informasi COVID-19 melalui siaran TV swasta dan 58 persen responden mengaku sering menonton siaran TVRI Pusat dan TVRI Daerah untuk mendapatkan informasi seputar corona.
Selain dari media massa, hasil survei juga memperlihatkan bahwa masyarakat lebih banyak mencari informasi melalui website asosiasi kesehatan atau dokter dibandingkan website resmi pemerintah dalam krisis COVID-19. Temuan ini sejalan dengan trend internasional bahwa masyarakat memiliki kepercayaan tinggi terhadap ahli kesehatan dalam pandemi COVID-19 ini. Tingginya pola konsumsi televisi untuk mendapat informasi seputar krisis Covid-19 di Indonesia ini juga searah dengan tren internasional.
Survei penggunaan media untuk mendapat informasi tentang Corona. Foto: Dok. Universitas Padjajaran
Penelitian serupa yang dilakukan oleh tim peneliti TU Ilmenau di Jerman menunjukkan bahwa tren penggunaan televisi oleh masyarakat Jerman dalam masa krisis juga memperlihatkan gambaran serupa. Hanya bedanya, penggunaan TV publik di Jerman dalam mendapatkan informasi seputar corona jauh lebih tinggi dibandingkan dengan TV swasta. Meskipun demikian, kondisi ini menunjukkan bahwa produk jurnalistik masih dinilai penting sebagai sumber informasi masyarakat di masa krisis.
ADVERTISEMENT
Maka tidak heran bahwa 90 persen responden menyatakan setuju bahwa jurnalis berperan penting dalam memberikan informasi yang dibutuhkan seputar corona. Selain perolehan data di atas, di dalam penelitian ini secara keseluruhan terdapat 111 pertanyaan tentang persepsi, sikap dan emosi masyarakat terhadap pandemi COVID-19 dan bagaimana publik menggunakan media untuk mencari informasi seputar virus corona selama beberapa minggu terakhir. Pendanaan proyek kerja sama penelitian ini sepenuhnya berasal dari tiga institusi yang terlibat di dalam penelitian, dan tidak didanai oleh lembaga lain.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.