Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Susu Platipus Bisa Jadi Obat untuk Lawan Superbugs
16 Maret 2018 11:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Superbugs adalah bakteri berbahaya yang memiliki kekebalan terhadap antibiotik. Jika dibiarkan, besar kemungkinan bakteri ini akan menyebar ke organ tubuh lain dan bisa menyebabkan kematian.
Sebelumnya, pada 2010, para peneliti telah menemukan bahwa susu platipus memiliki suatu kandungan antibakteri unik yang mampu melawan superbugs. Dan kini tim peneliti gabungan dari Australia National Research Agency, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) dan Deakin University berhasil menemukan alasan di balik kehebatan susu platipus itu.
"Dengan mempelajari susu mereka, kita menemukan suatu protein baru yang memiliki sifat antibakteri dan berpotensi menyelamatkan nyawa manusia," ujar Janet Newman, pemimpin studi dan juga peneliti CSIRO.
Sifat Antibakteri dalam Susu
Platipus sendiri cukup unik karena hewan yang berasal dari ordo monotremata, kelompok mamalia yang bertelur, itu tidak memiliki puting susu.
ADVERTISEMENT
Platipus biasanya mengeluarkan susu mereka ke bagian perut melalui kulit seperti keringat untuk kemudian diminum oleh bayinya. Hal ini membuat susu mereka terekspos pada lingkungan dan dapat membuat bayinya rentan terhadap serangan bakteri.
Menurut dugaan para peneliti, hal itulah yang membuat susu platipus memiliki kandungan protein yang bersifat antibakteri.
Protein Direplika dan Dipelajari di Laboratorium
Dengan bantuan teknologi terbaru, para peneliti kemudian berhasil membuat replika dari protein antibakteri tersebut dan kemudian memebedahnya untuk mempelajarinya.
Mereka menemukan suatu struktur baru di dalam protein antibakteri tersebut dan menamainya "Shirley Temple".
"Meski sebelumnya kita telah mengidentifikasi protein ini sebagai protein yang hanya eksis pada monotremata, temuan ini meningkatkan pemahaman kita atas struktur protein secara keseluruhan, dan akan membantu temuan obat baru di sini (CSIRO Collaborative Crystallisation Centre)," jelas Newman.
ADVERTISEMENT