Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tahukah Kamu, Paus Mampu Melahap Lebih dari 16 Ton Udang Kecil Sehari
9 November 2021 7:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebuah studi inovatif yang diterbitkan di jurnal Nature menemukan fakta bahwa rata-rata paus balin makan tiga kali lebih banyak udang dan ikan kecil serta plankton dari perkiraan sebelumnya. Dalam sehari, beberapa mamalia laut dapat melahap hampir sepertiga dari berat badannya.
Ini artinya, paus lebih banyak menghasilkan kotoran yang menjadi pupuk penting di dasar rantai makanan laut. Dan studi menunjukkan, populasi paus yang terus berkurang saat ini, dapat memengaruhi ekosistem laut.
Sebelumnya, para peneliti kesulitan untuk mengetahui berapa banyak paus dewasa makan. Berdasarkan pemeriksaan perut dibantu dengan pemodelan komputer dari metabolisme ikan paus menunjukkan sebagian besar paus diperkirakan makan hingga 5 persen dari berat badan mereka dalam setiap harinya.
Namun, dalam studi baru para peneliti mencoba mengamati secara langsung kebiasaan makan ratusan paus barlin dan menemukan bahwa mereka dapat makan sekitar 5 hingga 30 persen dari massa tubuhnya per hari.
Untuk mengetahui hal itu, Matthew S. Savoca, seorang ahli ekologi di Hopkins Marine Station di Stanford University, bersama rekannya Nicholas Pyenson, kurator fosil mamalia laut di Museum Sejarah Alam Nasional Smithsonian, meneliti kebiasaan makan 321 ekor paus balin dari tujuh spesies berbeda dari tahun 2010 hingga 2019.
ADVERTISEMENT
Mereka mengamati seberapa sering paus makan, berapa banyak makanan yang bisa dikonsumsi paus berdasarkan ukuran mulutnya, dan berapa banyak makanan yang tersedia di setiap kawanan paus.
Tim menempelkan sebuah perangkat canggih di tubuh paus untuk melacak keberadaan mereka melalui GPS yang terhubung ke smartphone. Alat ini juga memungkinkan peneliti mengukur gerakan makan paus yang khas, dan melihat di mana serta seberapa sering paus makan.
Untuk menunjang penelitian, tim juga menerbangkan drone dan mengukur tubuh serta mulut paus. Informasi ini digunakan untuk menentukan berapa banyak air laut dan makanan yang terkandung di dalamnya yang dapat disaring oleh paus setiap kali mereka makan.
ADVERTISEMENT
Hasilnya menunjukkan, populasi paus biru, sirip, dan bungkuk di perairan antara British Columbia dan Meksiko memakan sekitar enam juta metrik ton plankton atau krill setiap tahunnya.
Jika dirinci, seekor paus biru Pasifik Utara, misalnya, mereka mampu memakan sekitar 16 ton atau 16.000 kilogram krill (krustasea mirip udang punya panjang 2 hingga 5 cm) per hari. Sementara paus Atlantik Utara dan paus kepala busur dapat mengonsumsi 5.000 hingga 6.000 kilogram plankton per hari.
Kamu mungkin berpikir, jika paus makan plankton dan udang dalam jumlah sangat besar, maka hewan-hewan tersebut akan terancam punah. Yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Semakin banyak udang yang dimakan, semakin banyak pula udang dan spesies lain yang hidup di lautan.
ADVERTISEMENT
Ini tak lain karena semakin banyak paus makan, semakin banyak kotoran yang mereka hasilkan. Secara tidak langsung, mereka mengeluarkan nutrisi seperti zat besi ke dalam air untuk menyuburkan pertumbuhan fitoplankton yang berfungsi sebagai sumber makanan utama dalam jaring makanan laut.
Dengan jumlah paus yang lebih sedikit di perairan saat ini, maka ekosistem dasar akan terganggu. Sejarah mencatat, sekitar satu juta paus pemakan krill telah terbunuh di Samudra Selatan, dan jumlah krill saat ini jauh lebih sedikit ketimbang ketika populasi paus masih melimpah.
Memasuki abad ke-20, perburuan ikan paus semakin melonjak. Hingga saat ini, negara-negara seperti Norwegia, Jepang dan Islandia masih melakukan perburuan tersebut. Sementara yang lain telah mengikuti larangan Komisi Penangkapan Paus Internasional yang dirancang untuk membantu memulihkan populasi global.
ADVERTISEMENT
Para aktivis lingkungan dan konservasi juga terus berusaha melindungi paus dari kematian akibat manusia, seperti terjerat alat tangkap dan tabrakan dengan kapal yang sedang berlayar.