Tahun Ini, Ilmuwan AS Mulai Proyek Bangkitkan Mammoth Berbulu dari Kematian

16 Januari 2025 12:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gajah Mammoth. Foto: Mauricio Antón/Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gajah Mammoth. Foto: Mauricio Antón/Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sebuah perusahaan di AS, Colossal Biosciences, bertekad untuk membangkitkan hewan yang telah punah. Mereka menyebut, mammoth berbulu kemungkinan akan menjadi hewan pertama yang terlahir kembali dalam tiga tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
“Dalam dua tahun ke depan, kita akan melihat mamalia pertama lahir sepenuhnya dari rahim, tumbuh dari embrio menjadi hewan hidup, bernapas, dan fungsional,” kata Ben Lamm, salah satu pendiri dan CEO Colossal.

Mengembangkan rahim buatan

Baru-baru ini, The Colossal Foundation, cabang Colossal Biosciences yang berfokus pada solusi ilmiah untuk keanekaragaman hayati, mengumumkan telah memberi donasi sebesar 1,5 juta dolar AS kepada laboratorium Dr. George Church di Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering di Harvard University.
Kolaborasi antara Colossal Foundation dan Dr. Church ini bertujuan untuk mengeksplorasi penggunaan rahim buatan guna menjaga masa depan spesies yang menghadapi kepunahan.
Rahim buatan ini akan menyediakan sarana untuk menumbuhkan embrio sehat di luar rahim alami, sehingga memungkinkan spesies yang terancam punah untuk dilahirkan di lingkungan aman dan terkendali tanpa menggunakan induk pengganti.
ADVERTISEMENT
“Rahim buatan merupakan keajaiban teknologi dan sebuah keharusan dalam konservasi,” kata Matt James, Direktur Eksekutif Colossal Foundation dalam sebuah pernyataan. “Dengan menghilangkan kebutuhan akan ibu pengganti, teknologi ini dapat mempercepat laju pemulihan spesies yang terancam dan revitalisasi habitat yang terancam.”
Ilustrasi burung dodo. Foto: Shutter Stock

Kelahiran kembali spesies ikonik

Colossal Biosciences juga berencana untuk menghidupkan kembali sejumlah hewan ikonik yang telah punah.
“Mammoth berbulu, harimau Tasmania, dan burung dodo semua berada di jalur yang tepat atau lebih cepat dari jadwal [kebangkitan],” kata Lamm sebagaimana dikutip Newsweek. “Proyek harimau Tasmania berjalan lebih cepat dari rencana, dengan kemajuan yang signifikan yang telah dicapai dalam rekayasa genetika dan pengumpulan sel. Proyek dodo lebih menantang.”
Saat ini, Colossal Biosciences juga sedang menggarap rahim buatan lain bersama 17 universitas di seluruh dunia. Meski ada kritik dari beberapa pihak soal etik dan etis dalam membangkitkan kembali spesies yang telah punah, Colossal mengklaim bahwa sejauh ini mereka mendapat banyak respons positif atas tujuannya untuk membuat biobanking dan melindungi spesies yang terancam punah.
ADVERTISEMENT

Manfaat de-extinction

Banyak spesies punah akibat dampak antropogenik, seperti perburuan berlebihan dan spesies invasif. Misalnya, mammoth berbulu, harimau Tasmania, dan burung dodo yang punah akibat aktivitas manusia.
Lamm mengatakan, ada banyak manfaat dari rewilding ini. Misalnya, reintroduksi kura-kura raksasa di Mauritius memicu kemunculan kembali spesies tanaman yang lama hilang. Bangkitnya hewan punah juga akan memberikan banyak informasi, menambah wawasan yang bisa dikaitkan dengan kesehatan dan ekologi manusia.
Di masa depan, Colossal berencana akan bekerja sama dengan pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan biobanking banyak spesies yang terancam punah.
"Tujuan jangka panjang kami adalah bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia, tidak hanya pada spesies yang punah, tetapi juga spesies yang terancam punah, dan hampir seperti, bagaimana kita mendukung spesies yang masih ada, dan bagaimana kita menghasilkan lebih banyak spesies daripada yang terancam punah," kata Lamm.
ADVERTISEMENT