Tak Perlu Lagi Gunakan Lampu, Kini Sudah Ada Tanaman Bercahaya

18 Desember 2017 12:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanaman Bercahaya  (Foto: Seon-Yeong Kwak/MIT)
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman Bercahaya (Foto: Seon-Yeong Kwak/MIT)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayangkan jika kita bisa menggunakan tanaman sebagai pengganti lampu meja belajar kita. Mungkin kamar kita akan mirip dengan dunia di dalam film Avatar.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang dipimpin oleh Seon-Yeong Kwak berhasil mengembangkan tanaman watercress atau selada air yang mampu mengeluarkan cahaya, tanpa perlu memodifikasi genetik dari tanaman tersebut.
Mereka berharap hasil riset ini dapat membantu ketergantungan kita pada cahaya dari listrik.
"Tujuannya adalah untuk membuat tanaman yang akan berfungsi sebagai lampu meja --lampu yang tak perlu lagi memerlukan listrik. Cahayanya akan berasal dari energi metabolisme tanaman itu sendiri," kata Michael Strano, profesor Teknik Kimia MIT yang juga menjadi peneliti dalam riset tersebut.
Sebelumnya, pada tahun 2013 telah ada crowdfunding (urun dana) di situs Kickstarter untuk sebuah proyek yang berencana melakukan modifikasi genetik untuk membuat tanaman bercahaya.
ADVERTISEMENT
Mereka berhasil mengumpulkan 484 ribu dolar AS atau sekitar Rp 6,5 miliar, tapi tampaknya proyek mereka itu tak lagi berjalan.
Meski demikian, ide dari proyek tersebut tampaknya berhasil menginspirasi banyak peneliti untuk melakukan penelitian dalam bidang tanaman yang dapat menghasilkan cahaya. Misalnya pada 2014 lalu, ada sekelompok peneliti yang berhasil melakukan rekayasa genetik sehingga tanaman tembakau dapat menghasilkan cahaya.
Teknik Nanobiotik Tamanan
Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Nano Letters menjelaskan bahwa tim dari MIT itu menggunakan teknik nanobionik tanaman (plant nanobiotics) untuk mengembangkan tanaman bercahaya mereka.
Nanobionik tanaman adalah suatu teknik untuk menginfus tanaman dengan partikel nano yang telah diprogram untuk melakukan suatu tugas spesifik.
Teknik itu dilakukan dengan membuat partikel nano itu berada di dalam suatu larutan cair. Kemudian tanaman direndam di dalam larutan tersebut dan diberikan tekanan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut akan membuat stomata, pori-pori kecil pada tumbuhan, membuka dan membiarkan partikel nano masuk.
Sebelumnya, tim lain dari laboratorium yang sama telah berhasil menggunakan teknik tersebut untuk mengembangkan tanaman yang mampu mendeteksi bahan peledak dan kekeringan.
Kenapa Bisa Bercahaya?
Untuk bisa membuat tanaman bercahaya, tim tersebut mengisi partikel nano dengan enzim luciferase dan molekul luciferin. Dua zat kimia tersebut adalah penghasil cahaya pada kunang-kunang dan hewan laut seperti ubur-ubur.
Singkatnya, luciferase bereaksi dengan luciferin dan kemudian menyebabkan munculnya cahaya. Mereka juga menambahkan molekul bernama co-enzyme A, yang berfungsi menghilangkan hasil reaksi kimia antara luciferase dan luciferin yang dapat mengganggu cahaya yang muncul.
Kekuatan Cahaya dari Tanaman
Menggunakan Nasturtium officinale, nama latin dari selada air, sebagai percobaan, tim tersebut menemukan bahwa cahaya yang dihasilkan cukup rendah. Tak lebih terang dari lampu LED dan hanya satu perseribu dari cahaya yang dibutuhkan untuk membaca.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, tim tersebut mengaku dapat menaikkan tingkat cahaya yang dihasilkan tanaman. Tim juga telah berhasil mengembangkan agar tanaman mampu bercahaya selama 3,5 jam, dibanding sebelumnya yang hanya 45 menit.
Selain itu, mereka juga menunjukkan bahwa cahaya dapat dimatikan dengan menginfus penghambat luciferase.
Kini tim tersebut berharap bisa mengembangkan tanaman yang bisa mematikan cahayanya sendiri ketika matahari terbit.
"Hasil pekerjaan kami membuka jalan untuk mengganti lampu jalanan menjadi pohon," ucap Strano.