Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkap oleh Manajer Riset Administrasi Hewan dan Makanan atau Danish Veterinary and Food Administration di Denmark, Sten Mortensen. Setidaknya ada lebih dari 100 cerpelai yang terinfeksi dan kabur.
Mamalia sejenis musang atau berang-berang tersebut berisiko menyebarkan virus corona ke hewan liar lainnya. Inilah yang ditakutkan akan membentuk reservoir atau perantara penularan baru berpotensi membuat virus bermutasi.
"Setiap tahun, ribuan cerpelai melarikan diri, dan tahun ini diperkirakan lima persen dari hewan yang kabur ini terinfeksi SARS-CoV-2," ujar Sten Mortensen.
Setelah menyebabkan kluster corona di kalangan mink, pihak otoritas Denmark berusaha memusnahkan jutaan cerpelai. Sebelumnya, muncul laporan ratusan peternakan jadi spot penularan virus corona , karena keberadaan cerpelai di perternakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Otoritas kesehatan Denmark juga menemukan virus corona pada cerpelai telah menyebar ke manusia. Mutasi virus inilah yang dikhawatirkan berpotensi membuat vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan tidak efektif atau sia-sia.
Di sisi lain, para ahli meragukan ketakutan tersebut. Mereka tidak menemukan cukup bukti bahwa virus yang bermutasi bisa lebih kuat dari vaksin.
Mereka juga tidak setuju dengan keputusan pemerintah Denmark untuk begitu saja memusnahkan cerpelai yang sehat. Saat ini, protes terhadap keputusan tersebut sudah dilayangkan.
Namun, sudah ada 10 juta hingga 17 juta cerpelai yang telah dimusnahkan.
Denmark memang sudah tidak mencatat adanya kasus corona baru dalam dua minggu terakhir. Namun pihak berwenang terus memperingatkan bahwa virus bisa menyebar tanpa disadari dari alam liar.
ADVERTISEMENT