Tanggapan PVMBG soal Suara Dentuman Misterius di Bandung

21 Mei 2020 14:20 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung Sate. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Sate. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Suara dentuman misterius muncul dari langit kota Bandung sekitar pukul 09.30 WIB hingga 10.00 WIB. Beberapa warga melaporkan kejadian itu di media sosial Twitter dengan menyertakan video.
ADVERTISEMENT
Beberapa warga yang tinggal di Buah Batu, Arcamanik, Cimahi, Pasir Koja, Kabupaten Bandung, hingga Kecamatan Babakan Ciparay(Bacip), Bandung Selatan, juga mengaku mendengar suara misterius tersebut. Ada juga netizen yang mendengar suara dentuman di area Jalan Moh. Toha, Bandung.
Warga Buah Batu, Rudi mengaku mendengar 12 kali suara dentuman. Suara tersebut mirip seperti suara pintu yang ditutup secara perlahan-lahan. "12 kali," kata dia melalui pesan singkat, Kamis (21/5).
Warga lainnya, Hendi Muktiono, asal Pasir Koja mengaku mendengar lima kali suara dentuman. Suara misterius itu terdengar dengan jelas. "Lima kali kalau yang sadar dengar," ucap dia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana, mengatakan berdasarkan alat infrasound sensors (sensor Infrasonik)--alat untuk mendeteksi dan merekam suara-- yang terpasang di Jalan Diponegoro, Bandung, tidak ada suara dentuman yang terekam seperti yang dilaporkan warga.
ADVERTISEMENT
“Kami memang memiliki beberapa infrasound sensors (sensor infrasonik) yang berfungsi sebagai alat pendeteksi dan perekam suara, tapi sesuai tugas kami, hanya difokuskan untuk memantau gunung api,” ujar Devy, saat dihubungi kumparanSAINS, Kamis (21/5).
“Untuk kasus dentuman di Bandung, kami punya infrasound yang terpasang di Kantor PVMBG Bandung di Jalan Diponegoro--sebelah Gasibu-Gedung Sate. Namun dari hasil rekaman infrasound tersebut kami tidak merekam suara dentuman seperti yang dilaporkan warga.”
Gambar rekaman infrasound PVMBG yang ada di Jl. Diponegoro, tidak terlihat anomali yang jelas. Foto: PVMBG/ESDM
Devy menduga, ada kemungkinan energi yang dihasilkan dari dentuman sangat kecil, atau bisa jadi sumber dentuman sangat dekat dengan permukaan. Ketika suara dentuman muncul di dekat permukaan, maka frekuensi yang dihasilkan cukup tinggi dan panjang gelombang lebih pendek, sehingga hanya terdengar di wilayah tertentu saja. Begitupun dengan data hasil rekaman dari infrasound PVMBG di Jl Diponegoro, Bandung, yang tampak tidak ada anomali yang jelas.
ADVERTISEMENT
Adapun infrasound, kata Devy, didesain untuk merekam sinyal suara dengan frekuensi di bawah 50 Hz. Sementara itu, suara yang terdengar bisa jadi berada di atas frekuensi itu. Artinya, kalau masyarakat mendengar tapi infrasound tidak merekam, sumber suaranya kemungkinan besar di dekat permukaan--bisa di bawah atau di atas permukaan.
“Bagi PVMBG, data infrasound dengan data seismik yang terpasang di gunung api dan ditambah monitoring secara visual, sudah cukup untuk memastikan ini datangnya bukan dari erupsi gunung api. Untuk kasus erupsi gunung api, biasanya rekaman infrasound itu energinya dominan di bawah 10 Hz,” ujarnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT