Teleskop Antariksa NASA Berhasil Deteksi Karbon Dioksida di Planet Alien

26 Agustus 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi exoplanet WASP-39b. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi exoplanet WASP-39b. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Di beberapa minggu pertama penugasannya, teleskop luar angkasa James Webb (JWST) terus memberikan kejutan. Setelah menunjukkan foto planet Jupiter super detail dengan aurora dan cincinnya beberapa hari yang lalu, teleskop luar angkasa baru itu berhasil mendeteksi karbon dioksida (CO2) di planet lain di luar tata surya.
ADVERTISEMENT
NASA mengumumkan teleskop James Webb berhasil menemukan keberadaan karbon dioksida di atmosfer WASP-39 b, exoplanet yang berjarak 700 tahun cahaya dari Bumi. Berbeda dengan Bumi, WASP-39b lebih mirip Jupiter, planet gas raksasa dengan massa sama seperti planet Saturnus, dan ukuran 1,3 kali diameter Jupiter.
WASP-39b mengobit bintangnya (WASP-39) dengan jarak yang sangat dekat, lebih dekat daripada jarak Merkurius ke matahari. Hal ini membuat permukaannya terpanggang hingga mencapai suhu 900 derajat Celsius.
Ilmuwan menemukan CO2 dengan mendeteksi spektrum ketika planet transit. Transit adalah kejadian ketika exoplanet melintas antara bintang dan pengamat (teleskop James Webb). Gerhana mini tercipta dan membuat kecerahan bintang turun sekitar 2 persen.
Ketika transit, teleskop James Web dapat menganalisa kimiawi atmosfer planet terkait hanya dengan melihat spektrum bayangan yang dihasilkan planet. Ada spektrum tertentu yang lebih ‘tertutup’ atau lebih ‘gelap’ daripada spektrum yang lain oleh atmosfer planet. Dalam hal ini, ilmuwan dapat mengetahui molekul penyusun atmosfer planet tersebut.
ADVERTISEMENT
Teleskop luar angkasa James Webb berhasil deteksi karbon dioksida (CO2) di exoplanet WASP-39b, berjarak 700 tahun cahaya dari bumi. Foto: NASA
Pada kasus WASP-96b, teleskop luar angkasa James Webb dengan istrumen Near-Infrared Spectrograph (NIRSpec) berhasil mendeteksi ‘gunung’ di panjang gelombang 4,1 dan 4,6 mikron, yang merupakan ciri khas dari karbon dioksida.
"Begitu data muncul di layar saya, fitur karbon dioksida yang besar mengejutkan saya," kata Zafar Rustamkulov, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Johns Hopkins dan anggota tim Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) Transiting Exoplanet Community Early Release Science, yang melakukan penyelidikan ini.
Instrumen teleskop James Webb didukung oleh cerminnya yang besar, memungkinkan ilmuwan dapat melihat kecerahaan warna individual di rentang 3 hingga 5,5 mikron di spektrum transmisi exoplanet, yang sebelumnya adalah hal mustahil bagi teleskop lain. Tak hanya dapat mendeteksi kandungan karbon dioksida di atmosfer exoplanet, teleskop yang dikelola oleh NASA, ESA, dan CSA itu juga dapat mendeteksi molekul lain seperti air dan metana.
ADVERTISEMENT
Teleskop luar angkasa James Webb berhasil deteksi karbon dioksida (CO2) di exoplanet WASP-39b, berjarak 700 tahun cahaya dari bumi. Foto: NASA
“Mendeteksi sinyal karbon dioksida yang begitu jelas pada WASP-39 b menjadi pertanda baik untuk mendeteksi atmosfer di planet yang lebih kecil dan berukuran terestrial,” kata Natalie Batalha dari University of California di Santa Cruz, yang memimpin tim tersebut.
Pada perilisan foto-foto pertama yang dijepret teleskop luar angkasa James Webb, NASA merilis data spektrum planet WASP-96b yang menunjukkan kandungan air melimpah di exoplanet tersebut.
Teleskop luar angkasa James Webb mendapatkan informasi atmosfer exoplanet WASP-96b. Foto: NASA, ESA, CSA, and STScI