Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Terinspirasi Hawking, Anak dengan Disabilitas Ini Ingin Jadi Ilmuwan
7 Mei 2017 9:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Anak laki-laki berusia 16 tahun yang duduk di kursi roda dari distrik West Midnapore, West Bengal, India itu memegang sebuah pulpen dengan mulutnya untuk menulis. Ia mengoperasikan berbagai peralatan dengan dagunya.
ADVERTISEMENT
Anak itu tengah berada di Kota, Rajashtan untuk mengikuti pelatihan masuk jurusan teknik. Ia memiliki mimpi masuk Indian Institutes of Technology (IIT) untuk menjadi ahli kosmologi seperti Stephen Hawking. Hawking adalah ilmuwan terkenal yang mengidap Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), sebuah penyakit neuron motorik yang membuatnya harus berada di kursi roda, bahkan memaksanya untuk bergantung pada sistem suara yang terkomputerisasi untuk berkomunikasi.
Seperti Stephen Hawking, anak laki-laki India itu juga tak bisa menggerakkan anggota-anggota gerak tubuhnya. Tuhin Dey, nama anak itu, mengidap Arthrogryposis Multiplex Congenita (AMC), sebuah kelainan yang berkembang pada beberapa kehamilan, termasuk ibunda Tuhin, yang mengurangi mobilitas persendian tangan dan kaki bayi mereka.
Meski tak bisa menggerakkan tangan dan kakinya secara normal seperti anak-anak lain pada umumnya, Tuhin tak berputus asa pada hidup. Terinspirasi Stephen Hawking, ia terus belajar mengejar mimpinya menjadi ilmuwan.
ADVERTISEMENT
"Dia ingin membesarkan namanya di bidang ilmu pengetahuan," ujar Sujata Dey (38), ibunda Tuhin Dey, mengenai anak laki-lakinya itu.
Sujata menjelaskan, "Sejak kelahirannya pada tahun 1999, Tuhin telah menjalani lebih dari 20 operasi (akibat penyakit bawaannya itu). Tapi hal itu tidak menghalangi anak ini untuk belajar." Ia menyebut Tuhin adalah siswa yang luar biasa.
Sesungguhnya Turin memang pantas untuk disebut luar biasa. Dalam kondisi cacat 90 persen yang menurut dokter tak bisa disembuhkan, tahun ini ia baru saja berhasil menjalani ujian Kelas 10 tanpa bantuan seorang penulis dan tidak pula menggunakan waktu ekstra yang sebenarnya diberikan kepada siswa penyandang disabilitas. Kini ia tengah menunggu hasil ujiannya.
Meski didera gangguan motorik, Tuhin mampu membuktikan dirinya tetap bisa berprestasi. Dua penghargaan nasional pernah ia raih. Pada 2012 ia mendapat Penghargaan Anak Nasional dengan Prestasi Luar Biasa. Sementara pada 2013 ia diberikan Penghargaan Anak Kreatif Terbaik Penyandang Disabilitas oleh Presiden India Pranab Mukherjee.
ADVERTISEMENT
Tuhin sangat mengidolakan Stephen Hawking. Dengan penuh keyakinan, siswa Kendriya Vidyalaya IIT Kharagpur itu mengatakan, "Saya ingin masuk ke IIT dan menjadi seperti dia (Stephen Hawking) suatu hari nanti."
Dokter mengatakan gangguan motorik yang dialami Tuhin berbeda dengan Stephen Hawking. Namun keduanya memiliki kesamaan, masing-masing penyakit mereka tidak mempengaruhi kinerja dan perkembangan otak mereka.
"Anda membutuhkan otak, bukan otot, untuk maju dalam kehidupan. Penyakit bawaan ini tidak mempengaruhi kecerdasan dan selama dia bisa menggunakan kursi roda untuk bergerak dan berkomunikasi, dia akan tetap berfungsi dengan baik (dalam hidup)," kata Dr Yash Gulati, konsultan senior pembedahan ortopedi Rumah Sakit Indraprastha Apollo sekaligus ahli bedah Kepresidenan India.
Semangat belajar dan mimpi besar Tuhin didukung penuh oleh kedua orang tuanya. Sang ibunda bahkan rela melepas pekerjaannya di departemen pendidikan pemerintah pusat untuk bisa sepenuh waktunya membersamai anak satu-satunya itu. "Tuhin adalah dunia kami. Tidak ada yang lebih besar bagi kami selain dia,” Ucap Sujata.
ADVERTISEMENT
Ayah Tuhin, Samiran, bekerja di bidang bisnis real estate. Ia dan istrinya rela pindah ke Kota menyertai Tuhin selama dua tahun ke depan demi mendukung anak mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk bisa masuk IIT dan menjadi mahasiswa di sana.
Mari kita doakan Tuhin. Semoga ia bisa meraih cita-citanya menembus IIT dan menjadi ilmuwan besar seperti Stephen Hawking.