Terlalu Banyak Beri Garam ke Makanan Berisiko Tingkatkan Kematian Dini

12 Juli 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi garam kosher. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi garam kosher. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Studi terbaru mengungkap orang yang menambahkan garam ekstra ke makanan mereka berisiko lebih tinggi meninggal sebelum waktunya. Penelitian ini dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, Amerika Serikat (AS) dan risetnya sudah diterbitkan di European Heart Journal.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menganalisis data dari 501.379 orang yang berusia 40-69 tahun. Para peserta ditanya, melalui kuesioner layar sentuh, apakah mereka menambahkan garam ke makanan mereka.
Ada lima opsi yang diberikan, yakni (i) tidak pernah/jarang, (ii) kadang-kadang, (iii) biasanya, (iv) selalu, atau (v) memilih untuk tidak menjawab. Mereka yang memilih untuk tidak menjawab tidak dimasukkan dalam analisis.
Para peneliti juga menyesuaikan analisis mereka dengan memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, seperti usia, jenis kelamin, ras, indeks massa tubuh (BMI), merokok, asupan alkohol, aktivitas fisik, diet dan kondisi medis seperti diabetes, kanker dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Berisiko meninggal sebelum usia 75 tahun

Ilustrasi menambahkan garam ke makanan. Foto: Shutterstock
Selama pemantauan dilakukan selama 9 tahun, ditemukan mereka yang selalu menambahkan garam pada makanannya memiliki 28 persen peningkatan risiko kematian dini. Kematian dini didefinisikan sebagai kematian sebelum usia 75 tahun.
ADVERTISEMENT
Pada populasi umum sekitar tiga dari setiap seratus orang berusia antara 40 dan 69 meninggal sebelum waktunya. Peningkatan risiko dari selalu menambahkan garam ke makanan juga terlihat dalam kelompok usia ini di mana satu dari seratus dapat meninggal sebelum waktunya.
Bahkan, studi juga menemukan harapan hidup mereka yang selalu menambahkan garam ke dalam makanan lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak pernah atau jarang melakukannya. Harapan hidup wanita dan pria masing-masing berkurang 1,5 tahun dan 2,28 tahun pada usia 50 tahun.
“Ini memberikan bukti baru untuk mendukung rekomendasi untuk memodifikasi perilaku makan untuk meningkatkan kesehatan, jelas Profesor Lu Qi, pemimpin studi dan profesor dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, AS.
ADVERTISEMENT
Para peneliti juga menemukan bahwa risiko ini cenderung sedikit berkurang pada orang yang mengonsumsi buah dan sayuran, meskipun hasil ini tidak signifikan secara statistik.
“Kami tidak terkejut dengan temuan ini karena buah dan sayuran merupakan sumber utama potasium, yang memiliki efek perlindungan dan dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah,” kata Prof. Qi.