news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Terlalu Sering Ejakulasi, Apakah Sperma Pria Bisa Habis?

22 Oktober 2020 8:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi corona, masturbasi dan berhubungan seks bisa menjadi salah satu aktivitas menyenangkan penghilang stres yang paling mudah dilakukan. Secara otomatis, kedua hal tersebut semakin sering dilakukan selama physical distancing dan tidak bisa keluar rumah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mungkin dilakukan hingga berkali-kali dalam sehari saat seseorang merasa bosan. Tapi, apakah sperma seorang pria bisa habis kalau terlalu sering masturbasi atau berhubungan seks hingga ejakulasi berkali-kali?
Berdasarkan laporan Medical News Today, sperma tidak akan bisa habis karena tubuh laki-laki akan terus memproduksinya. Akan tetapi, regenerasi tersebut tidak bisa dilakukan secara langsung.
Rata-rata pria membutuhkan waktu sekitar 74 hari untuk menghasilkan sperma baru. Namun, jangka waktu itu juga tergantung dari masing-masing tubuh dalam memproduksi sperma.
Tubuh seorang pria bisa memproduksi sekitar 20 hingga 300 juta sel sperma dalam satu mililiter air mani. Rata-rata waktu yang dibutuhkan sperma untuk berkembang di dalam testis ialah sekitar 50 hingga 60 hari.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sperma akan bergerak ke epidimis, saluran belakang testis tempat menyimpan sperma. Kemudian dibutuhkan sekitar 14 hari agar sperma bisa benar-benar matang di tempat penyimpanannya.
Ilustrasi Penis. Foto: Shutterstock
Proses ini dinamakan spermatogenesis, ketika tubuh memproduksi sperma. Prosesnya dimulai ketika hipotalamus di otak melepaskan hormon pelepas gonadotropin, yang merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH). 
Kedua hormon ini berjalan melalui darah ke testis. LH mendorong sel Leydig untuk membuat testosteron, sementara FSH bekerja pada tubulus seminiferus, area testis tempat tubuh memproduksi sperma.
Apabila terdapat masalah dengan salah satu hormon, dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membuat sperma dan dapat memperlambat prosesnya. Rata-rata, produksi sperma membutuhkan waktu 74 hari dari awal hingga akhir, tetapi prosesnya mungkin lebih pendek atau lebih lama pada pria.
ADVERTISEMENT
Pria rata-rata menghasilkan jutaan sperma setiap hari. Namun, kualitas dan jumlah sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Hal itu terjadi karena pria yang lebih tua mungkin memiliki lebih banyak mutasi pada sperma atau karena mereka mungkin menghasilkan lebih sedikit sperma.
Ada juga faktor lain, seperti kesehatan dan gaya hidup dapat memengaruhi produksi dan kesehatan sperma. Hal ini diungkap dalam sebuah penelitian pada tikus di tahun 2013, bahwa paparan partikel kecil titanium dioksida menurunkan jumlah sperma pada tikus generasi pertama yang lahir dari ibu yang terpapar partikel.
Ilustrasi Penis. Foto: Shutterstock
Selain itu, tikus yang ayahnya terpapar oleh partikel kecil karbon hitam mengalami produksi sperma yang lebih rendah selama dua generasi. Sekitar 1 persen dari semua pria dan 10 hingga 15 persen dari mereka yang tidak subur, tidak memiliki sperma saat ejakulasi.
ADVERTISEMENT
Dokter menyebut kondisi ini sebagai azospermia. Dalam beberapa kasus, ada sebagian pria menghasilkan sperma normal dan sehat namun tidak bisa keluar saat ejakulasi karena penyumbatan atau masalah fisik lainnya.
Ada juga kasus lain, ketika seorang pria menghasilkan sedikit atau tidak ada sperma sama sekali. Ini sering kali disebabkan oleh masalah pada testis atau sistem endokrin.