Terungkap, Merit Ptah Bukan Dokter Wanita Pertama di Dunia

21 Desember 2019 19:24 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kerajaan kuno Mesir. Foto: University of Colorado Anschutz Medical Campus
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerajaan kuno Mesir. Foto: University of Colorado Anschutz Medical Campus
ADVERTISEMENT
Sejarah mencatat Merit Ptah sebagai sosok dokter wanita pertama yang hidup pada masa Mesir kuno sekitar 5.000 tahun lalu. Kebenaran sosoknya tersebut dibantah oleh hasil studi terbaru.
ADVERTISEMENT
“Merit Ptah ada di mana-mana. Di unggahan online tentang wanita di STEM (Science, Technology, Engineering, and Math), game-game komputer, buku-buku sejarah populer, bahkan ada kawah di Venus dinamai dirinya,” ujar Jakub Kwiecinski, sejarawan medis yang terlibat dalam penelitian ini, seperti dikutip Fox News.
Kwiecinski menambahkan, dia menelusuri beragam literatur sejarah untuk membuktikan jika Merit Ptah sosok nyata yang benar-benar ada. Nama Ptah pertama kali disebut dalam sebuah buku terbitan tahun 1938 yang ditulis Kate Campbell Hurd-Mead, seorang sejarawan medis, dokter, sekaligus aktivis.
Dalam buku itu, dituliskan bahwa Ptah adalah dokter perempuan pertama di dunia, lengkap dengan detail bagaimana Ptah hidup saat masa Kerajaan Lama, antara tahun 2.575 sampai 2.150 Sebelum Masehi.
Masjid Kairo di Mesir Foto: Pixabay
Buku tersebut juga membahas penggalian sebuah makam di Lembah Para Raja dekat Sungai Nil, disertai gambar seorang dokter wanita bernama Merit Ptah. Sosoknya disebut sebagai ibu dari seorang pendeta yang tersohor.
ADVERTISEMENT
“Merit Ptah sebagai nama yang ada di Kerajaan Lama, tapi tidak muncul dalam daftar tabib Mesir kuno manapun—bahkan tidak pernah disebut sebagai salah satu ‘legenda’ atau ‘kasus-kasus kontroversial’,” lanjut Kwiecinski.
Lebih lanjut, buku yang diteliti Kwiencinski menyebut makam putra Merit Ptah berada di Lembah Para Raja. Namun setelah diverifikasi, ternyata tak ada satupun makam Kerajaan Lama di sana.
Menurut Kwiecinski, Hurd-Mead selaku penulis buku kemungkinan salah mengidentifikasi sosok lain sebagai Ptah, yaitu Peseshet, wanita Mesir kuno yang ciri-cirinya mirip.
Wisatawan berjalan mengelilingi Kuil Seti I, di Sohag, Mesir. Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany
Antara tahun 1929 sampai 1930, sebuah makam Akhethetep ditemukan dengan pintu bertuliskan “pengawas tabib wanita”. Peseshet adalah ibu dari jenazah di makam tersebut. Kisah ini persis seperti yang dinarasikan dalam buku tentang Ptah.
ADVERTISEMENT
“Sayangnya, Hurd-Mead dalam bukunya tidak sengaja mencampurkan nama dari tabib kuno (ibu dari jenazah di makam), sekaligus tanggal ketika dia hidup, dan lokasi makam,” kata Kwiecinski.
“Dari kasus kesalahpahaman mengenai tabib wanita Mesir yang autentik, Peseshet, lantas Merit Ptah lahir sebagai sosok ‘dokter wanita pertama’.”
Menurutnya, kekeliruan sejarah yang besar seperti itu bisa terjadi dengan mudah dihasilkan di antara sejarawan-sejarawan amatir. Ia menganalogikannya dengan bagaimana berita-berita palsu tersebar hari ini.
Tak heran, penemuannya telah menciptakan badai yang meluluhlantakkan kemapanan Merit Ptah dalam sejarah. Meski begitu, ia menekankan, Ptah adalah simbol feminisme abad ke-20 yang berhasil membawa wanita kembali ke buku-buku sejarah terutama di bidang medis.