Terungkap, Surat Einstein yang Hilang Prediksi Kemampuan Super Burung

17 Mei 2021 7:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Albert Einstein. Foto: ParentRap via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Albert Einstein. Foto: ParentRap via Pixabay
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum kita menemukan kemampuan burung untuk melihat medan gravitasi Bumi, fisikawan legendaris Albert Einstein ternyata sudah memprediksi kemampuan super hewan tersebut dalam sebuah surat hilang yang dibuat tahun 1949 dan baru ditemukan kembali akhir-akhir ini.
ADVERTISEMENT
Surat tersebut, yang ditulis Einstein pada 18 Oktober 1949, berisi sebuah diskusi soal bagaimana tabiat burung dapat membawa kita pada sebuah penemuan hukum fisik terbaru. Surat itu berhasil dipublikasi sekelompok peneliti Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) di Journal of Comparative Physiology A pada 10 Mei 2021.
Surat Albert Einstein yang tak pernah diketahui publik. Ditulis pada 18 Oktober 1949, Einstein mendiskusikan soal kemungkinan penemuan hukum fisik dari tabiat burung. Foto: Dyer et al./Journal of Comparative Physiology A
Para ilmuwan menjelaskan, surat Einstein yang tak pernah diketahui keberadaannya oleh publik selama 72 tahun itu dibagikan oleh Judith Davys, istri dari peneliti radar asal Inggris bernama Glyn Davys yang jadi penerima surat tersebut.
Mereka mengatakan, tak mengetahui apa yang ditulis oleh Glyn Davys sampai Einstein membuat surat itu. Namun, kata peneliti, jika dilihat dari topiknya, kemungkinan Davys membahas persepsi hewan dan hubungannya dengan fisika.
ADVERTISEMENT
Dalam surat yang dia tulis, Einstein membahas kemungkinan kita untuk mengetahui hukum ilmiah baru dari perilaku hewan seperti migrasi burung.
“Dapat dipikirkan bahwa investigasi dari perilaku migrasi burung dan merpati pos suatu hari nanti menuntun pada pemahaman sejumlah proses fisikal yang belum diketahui,” kata pemenang penghargaan Nobel fisika edisi 1921 itu.
Bagi peneliti, prediksi Einstein ini sangat visioner.
"Hebatnya, jelas melalui tulisannya bahwa Einstein membayangkan penemuan baru bisa datang dari mempelajari perilaku hewan," kata Andrew Greentree, fisikawan teoritis di RMIT, dalam keterangan resminya.
Albert Einstein pada 1947. Foto: Oren Jack Turner via Wikimedia Commons
Jika dilihat secara utuh, surat yang ditulis oleh Einstein itu mirip seperti sebuah surat penggemar. Prediksinya tentang hubungan perilaku burung dan penemuan ilmiah baru di surat tersebut berasal dari refleksinya setelah mengikuti kuliah Karl von Frisch, seorang peneliti tabiat hewan (etologi) asal Austria sekaligus pemenang Nobel fisiologi pada 1973.
ADVERTISEMENT
“Saya sangat kenal dengan investigasi terpuji dari Tuan v. Frisch,” tulis Einstein dalam suratnya.
Berdasarkan penelusuran peneliti, pertemuan kedua ilmuwan besar itu terjadi pada April 1949 di Princeton University. Saat itu, von Frisch mempresentasikan penelitiannya tentang bagaimana lebah madu bernavigasi secara lebih efektif menggunakan pola polarisasi cahaya yang tersebar dari langit.
Sehari setelah Einstein menghadiri kuliah von Frisch, keduanya menggelar pertemuan pribadi. Meskipun pertemuan ini tidak didokumentasikan secara resmi, surat yang baru-baru ini ditemukan memberikan wawasan kepada kita tentang apa yang mungkin dibicarakan oleh Einstein dan von Fristch.
Beberapa dekade sejak Einstein menulis suratnya, para peneliti baru berhasil mengungkap rahasia bagaimana burung yang bermigrasi bisa sampai di tujuan mereka meski terbang ribuan kilometer.
ADVERTISEMENT
Pada 2008, penelitian tentang burung Thrush yang dilengkapi dengan pemancar radio menunjukkan, untuk pertama kalinya, bahwa burung-burung memiliki indera magnetik yang berfungsi sebagai kompas untuk memandu rute mereka selama terbang.
Menariknya, peneliti menjelaskan bahwa sebuah teori tentang asal mula indra magnetis pada burung memanfaatkan konsep quantum entanglement dan keacakan kuantum. Kedua konsep fisika ini pertama kali dikemukakan oleh Einstein.
Kendati kita telah menemukan penyebab burung tidak kesasar saat migrasi, masih banyak misteri yang tersisa. Sebab, mekanisme yang digunakan hewan untuk merasakan medan magnet bumi masih dipisahkan, dan mungkin tidak sama untuk setiap spesies.
Lebah, misalnya, tampaknya merasakan medan magnet di perut mereka, sementara burung dan anjing tampaknya merasakan medan magnet melalui fotoreseptor khusus di mata mereka yang disebut kriptokrom.
ADVERTISEMENT