Tidak Merokok, Kenapa Humas BNPB Sutopo Bisa Terkena Kanker Paru-Paru?

3 Maret 2018 15:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi awak media dan mereka yang setia memantau akun Twitter BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pasti sudah tidak asing dengan nama Sutopo Purwo Nugroho. Ia adalah Humas BNPB yang senantiasa memberikan informasi terkini seputar bencana yang kerap terjadi di Indonesia, mulai dari banjir, gempa, hingga letusan gunung berapi.
ADVERTISEMENT
Kini, Sutopo tengah berjuang melawan penyakit kanker paru-paru stadium IV yang diidapnya. Hal ini cukup mengejutkan karena diketahui Sutopo bukanlah seorang perokok.
Kita seringkali mengasosiasikan kanker paru-paru dengan perokok, karena itu, mendengar kabar seseorang yang tidak merokok bisa menderita kanker ini tentu sedikit janggal dan menimbulkan pertanyaan.
Mengapa seseorang yang tidak merokok bisa terkena kanker?
Kanker paru-paru tidak mengenal golongan apapun (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kanker paru-paru tidak mengenal golongan apapun (Foto: Thinkstock)
Menurut dr. Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang yang tidak merokok bisa terkena kanker paru-paru.
“Pertama genetis. Kita terlebih dahulu harus mengetahui apakah ia punya riwayat kanker. Orang tuanya, apakah ada yang terkena kanker,” kata Muliono saat dihubungi oleh kumparanSAINS, Jumat (2/3).
Sebelumnya, Sutopo sendiri telah mengaku tidak mempunyai riwayat kanker secara genetis atau keturunan. Ini berarti bukan hanya tidak merokok, tapi Sutopo juga tidak punya riwayat kanker genetis, yang membuat kita semakin bertanya-tanya penyebab penyakit yang ia derita.
ADVERTISEMENT
Ada kemungkinan lain. Muliono mengatakan, pola hidup sehat juga bisa menjadi penyebabnya. Tapi, pola hidup sehat bukan berarti kita makan-makanan yang sehat saja. Karena, di zaman modern, makanan cepat saji dan instan tidak bisa dihindari. Makanan cepat saji mengandung zat-zat karsinogenik yang dapat memicu kanker.
Olahraga juga akan sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Jalan cepat, olahraga ringan disarankan dokter (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan cepat, olahraga ringan disarankan dokter (Foto: Thinkstock)
Kemungkinan terakhir adalah Sutopo merupakan perokok pasif. Para perokok pasif juga terancam menderita kanker paru-paru, bukan hanya perokok aktif.
“Karena tidak merokok, jangan dikira, kok tidak merokok tapi kena kanker paru-paru. Perokok pasif juga bisa (terkena kanker),” kata Muliono.
Oleh karena itu, Muliono menyarankan agar perokok mematuhi aturan pemerintah agar tidak merokok di tempat yang dilarang dan tidak merokok saat bersama orang-orang yang kita sayangi, terutama dekat anak-anak.
Ilustrasi merokok (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merokok (Foto: Thinkstock)
“Aturan pemerintah kan ada, kalau dilarang merokok jangan merokok di tempat itu. Dan jangan merokok dekat keluarga kita, anak kita,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penjelasan Muliono, berarti penyakit yang diderita Sutopo kemungkinan berasal dari pola hidup yang tidak sehat atau ia adalah seorang perokok pasif.
Pada awal Februari lalu, Sutopo menyatakan dirinya mengidap penyakit kanker paru-paru stadium empat. Kabar mengejutkan itu mengundang rasa simpati dari para pengikutnya di Twitter yang setia memantau informasi penting darinya.
"Saya tetap beraktivitas biasa. Tetap ke kantor. Masih berobat dan terapi. Mohon doanya saya bisa sembuh dan sehat kembali. Mohon dimaafkan kesalahan saya," kata Sutopo, saat dihubungi kumparan pada Februari lalu.
Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)