Tiga Anjing Ajag Super Langka Asli Indonesia Tertangkap Kamera di Gunung Leuser

27 Oktober 2022 6:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing ajag (Cuon alpinus sumatrensis). Foto: PUGUH YUDHA/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing ajag (Cuon alpinus sumatrensis). Foto: PUGUH YUDHA/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tiga ekor ajag alias anjing hutan sangat langka tertangkap kamera pengintai yang dipasang di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Dalam rekaman yang diunggah di akun Instagram @bbtn_gunungleuser berdurasi sekitar lima detik terlihat bagaimana tiga ajag sedang beraktivitas di tengah hutan belantara. Sekilas, hewan ini seperti musang atau serigala, tapi bukan keduanya.
Dilansir Mongabay, ajag berasal dari spesies Cuon alpinus. Di Indonesia, ada dua jenis ajag, yakni Cuon alpinus javanicus (anjing hutan Jawa) dan Cuon alpinus sumatrensis (anjing hutan Sumatera). Keduanya hidup di hutan belantara hingga wilayah pegunungan.
Ajag punya ciri yang khas, di antaranya punya perawakan sedang, berwarna cokelat kemerahan, bagian bawah dagu, leher, hingga ujung perutnya putih, sedangkan ekornya panjang dan berbulu tebal kehitaman. Di beberapa daerah, ajag disebut asu kikik.
Secara luas, Cuon alpinus tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Rusia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam.
ADVERTISEMENT
Ajag punya lolongan keras dan jelas. Biasanya hidup berkelompok dalam lima hingga 12 individu, tergantung lingkungannya. Dalam kondisi tertentu, ia dapat hidup soliter (sendiri). Makanan favoritnya adalah kelinci, kancil, babi hutan, kijang, dan rusa.

Populasi Ajag di Indonesia

Sejauh ini, penelitian tentang ajag di Indonesia masih terbatas. Belum ada data pasti mengenai populasinya baik di Sumatera maupun Jawa. Beberapa ajag dapat ditemui di Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, Gede Pangrango, Halimun Salak, dan Ujung Kulon. Di Sumatera, mereka bisa ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Kerinci Seblat.
Pada Desember 2020 lalu, ajag pernah menghebohkan warga Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Anjing hutan ini diduga telah membunuh 15 kambing dan satu ekor sapi milik warga di Desa Ciangir dan Desa Cipondok, Kabupaten Kuningan.
ADVERTISEMENT
Anjing ajag punya peran penting dalam ekosistem hutan. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa ajag mengendalikan populasi mangsa dengan proses pemangsaan. Namun, salah satu ancaman keberlangsungan hidup ajag adalah menurunnya populasi mangsa yang bisa mereka buru. Ajag menyukai mangsa yang masih hidup. Tapi, terkadang juga mereka memakan sisa-sisa bangkai seperti banteng, rusa, dan babi.
Berdasarkan IUCN, populasi ajag dewasa di habitat alami di seluruh dunia diperkirakan tidak lebih dari 2.200 ekor dan diprediksi akan terus menurun. Salah satu penyebab turunnya populasi ajag adalah adanya anggapan masyarakat bahwa ajag merupakan hewan merugikan sehingga dijadikan satwa buruan untuk dibunuh. Selain itu, kerusakan habitat juga menjadi faktor menurunnya populasi ajag.
Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) menetapkan status ajag pada kategori terancam punah di alam liar. Sementara berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, anjing ajag adalah hewan dilindungi.
ADVERTISEMENT