Tikus Ini Jadi Harapan Manusia karena Bisa Regenerasi Kulit Tanpa Bekas Luka

22 Januari 2021 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tikus berduri bisa regenerasi kulit tanpa luka Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Tikus berduri bisa regenerasi kulit tanpa luka Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Kemampuan untuk meregenerasi organ dan kulit memang dimiliki oleh beberapa kelompok hewan. Misalnya seperti spesies kadal yang bisa bermimikri dan menumbuhkan ekornya. Berdasarkan penelitian baru, kemampuan tersebut juga dimiliki oleh aligator.
ADVERTISEMENT
Tentu saja kemampuan tersebut terdengar seperti keajaiban apabila bisa dimiliki oleh manusia. Namun kini, hal tersebut bukan lagi menjadi hal yang mustahil. Karena peneliti baru saja menemukan sekelompok tikus yang bisa meregenerasi kulit tanpa bekas luka.
Hal itu bisa dilakukan oleh spesies tikus berduri dari genus Acomys. Kalau kemampuan itu ada pada tikus, lalu apa hubungannya dengan manusia?
Diketahui, tikus berduri merupakan spesies yang menarik bagi pengobatan manusia. Mereka diketahui menunjukkan karakteristik fisiologis mirip manusia, seperti misalnya menstruasi, diabetes, dan produksi hormon steroid.
Tikus berduri menunjukkan kemampuan untuk menyembuhkan jaringan kompleks tanpa bekas luka, termasuk pada kulit dan otot. Peneliti mengamati berbagai jaringan tikus berduri untuk melihat seberapa baik mereka beregenerasi.
Tikus berduri bisa regenerasi kulit tanpa luka Foto: openaccessgovernment.org
Hasilnya, ditemukan tiga spesies Acomys yang dapat sepenuhnya meregenerasi luka dan menumbuhkan kembali jaringan kompleks dengan sempurna. Di antaranya adalah jaringan telinga yang diangkat, jaringan ginjal yang rusak dan trauma jantung.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini memberikan harapan dan wawasan dalam pengobatan untuk meningkatkan waktu pemulihan dan mengurangi komplikasi yang sering terjadi. Terutama, luka yang terjadi setelah operasi invasif pada manusia.
Berdasarkan studi yang dipublikasi lewat jurnal NPJ Regenerative Medicine ini, manusia tidak memiliki kemampuan untuk meregenerasi kulit yang terluka dengan sendirinya. Ada proses yang harus dilalui terlebih dahulu karena harus melalui fibrosis.
Itu adalah istilah umum yang digunakan pada proses pembentukan sel pada luka. Namun tak jarang penumbuhan fibrosis justru dapat merugikan dan menyebabkan komplikasi pada banyak organ hingga dapat menyebabkan kematian hingga 45 persen di Amerika Serikat.
Dengan penemuan ini, peneliti bisa memanfaatkannya untuk pengobatan regeneratif tikus berduri pada manusia. Sehingga dokter mampu untuk memulihkan jaringan yang rusak serta meminimalisir rasa sakit akibat munculnya fibrosis.
ADVERTISEMENT