Tikus Juga Punya Naluri, Bisa Tolong Temannya yang Tak Sadarkan Diri

27 Februari 2025 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Restoran tikus Foto: Dok.Flickr/San Fransisco Dungeon
zoom-in-whitePerbesar
Restoran tikus Foto: Dok.Flickr/San Fransisco Dungeon
ADVERTISEMENT
Tak hanya manusia, tikus juga ternyata bisa melakukan pertolongan pertama untuk membantu rekannya yang tak sadarkan diri. Dalam melakukan aksinya, hewan pengerat itu tampak mencakar, menggigit, dan menarik lidah rekannya yang pingsan.
ADVERTISEMENT
Temuan ini menandakan bahwa naluri binatang mendorong mereka untuk membantu teman yang sedang kesulitan mungkin lebih umum daripada perkiraan sebelumnya. Ada bukti anekdotal tentang perilaku mengasuh seperti menyentuh, merawat, menyenggol, dan memukul adalah hal biasa dilakukan di kerajaan hewan. Perilaku ini juga terlihat pada gajah, simpanse, dan lumba-lumba.
Dalam studi baru yang terbit di jurnal Science, para peneliti menggunakan tikus laboratorium untuk menjawab pertanyaan apakah tikus benar-benar melakukan pertolongan pertama saat ada rekannya yang pingsan, adakah hal yang mendasari tindakan tersebut, dan seberapa sering mereka melakukannya.
Dalam percobaan kali ini, peneliti menempatkan dua tikus dalam satu ruangan, di mana satu individu dibuat pingsan dengan menggunakan obat bius. Mereka merekam seluruh aktivitas yang terjadi di dalam ruangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, ketika tikus bertemu dengan pasangan yang ia kenal dalam keadaan tak sadar, mereka menunjukkan perilaku berbeda terhadap pasangannya. Perilaku ini biasanya berubah dari tindakan yang lembut seperti mengendus dan menyentuh, menjadi perilaku yang lebih keras seperti menggigit atau menjulurkan lidahnya.
Tindakan ini jarang terlihat ketika pasangannya sedang bangun atau tidur. Aktivitas ‘pertolongan pertama’ lebih nyata saat kedua tikus saling mengenal. Selama interaksi selama 13 menit, tikus menghabiskan lebih dari 46 persen waktunya untuk berinteraksi dengan tikus yang pingsan. Sebaliknya, hanya 5,8 persen waktu yang didedikasikan untuk berinteraksi dengan tikus yang sedang aktif.
Tindakan mengendus atau menggigit mulut dan lidah diamati di semua kasus, dan 50 persen dari waktu tikus berhasil menarik lidah pasangannya yang pingsan, seolah-olah untuk mencegah penyumbatan saluran udara. Dalam satu uji coba, peneliti mencoba memasukkan benda asing ke dalam mulut tikus pingsan, dan hal mengejutkan terjadi. Tikus yang merawat berhasil mengeluarkan benda tersebut.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, upaya pertolongan pertama yang dilakukan tikus terhadap temannya, berjalan dengan baik. Tikus yang mendapat perawatan bangun lebih cepat ketimbang yang tidak menerima perawatan.
“Konsekuensinya, termasuk pembersihan benda asing dari mulut, pembukaan jalan napas yang lebih baik, dan pemulihan yang lebih cepat, menunjukkan upaya yang mirip dengan upaya pemulihan,” papar peneliti.
Dengan mengidentifikasi neuron pelepas oksitosin di amigdala dan hipotalamus, peneliti menyebut bahwa upaya yang dilakukan tikus adalah bagian dari CPR.
“Temuan kami menunjukkan bahwa hewan melakukan respons darurat seperti saat menghidupkan kembali, membantu anggota kelompok yang tidak responsif mungkin merupakan perilaku bawaan yang banyak dilakukan di antara hewan sosial,” kata peneliti. “Perilaku seperti itu kemungkinan berperan dalam meningkatkan kohesi dan kelangsungan hidup kelompok.”
ADVERTISEMENT