Tips Fotografi: Birding Photography Selamatkan Burung Melalui Fotografi

26 September 2021 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung Cerulean Kingfisher hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
zoom-in-whitePerbesar
Burung Cerulean Kingfisher hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
ADVERTISEMENT
Baik dan buruknya kondisi alam bisa dilihat dari seberapa banyak hewan yang singgah, bahkan tinggal di suatu tempat. Memperlihatkan ragam jenis burung titipan Sang Pencipta melalui kegiatan memotret burung atau ‘birding photography’, bisa membuat orang-orang sadar bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam dan segala isinya.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan pegiat birding photography berawal dari hobi yang berkolaborasi dengan rasa cinta terhadap alam termasuk satwa burung di dalamnya. Salah satu pegiat birding photography, Ade Mamad memilih birding photography karena burung mudah dijumpai.
Fotografer Ade Mamad bersama karya fotonya saat dipamerkan. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
“Melalui birding photography saya harap orang-orang bisa sadar bahwa manusia hidup berdampingan dengan alam,” kata Ade Mamad. Dia menceritakan pengalamannya, burung yang asalnya berwarna biru, lalu makan di kawasan air yang tercemar, warnanya menjadi hijau. Hal tersebut merujuk pada baik-buruknya kualitas lingkungan bisa dilihat dari satwa.
Burung Sunda Warbler hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Burung Indigo Flycatcher hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Ia menambahkan tujuan dari kegiatan birding photography menurutnya agar mengubah mindset orang-orang, mengurangi atau lebih baik menghentikan perburuan burung, serta aktivitas-aktivitas manusia yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup satwa.
Kegiatan birding photography dari pemilik akun Instagram @sam.ade18 tersebut berawal dari melihat foto-foto burung di awal kemunculan Facebook pada 2009, kemudian mulai mencari-cari wawasan yang berkaitan dengan birding photography di Youtube. Mencari tahu tentang jenis burung, habitat burung, trik berkamuflase di hutan, dan alat fotografi yang digunakan dalam birding photography.
Burung Spotted Kestrel hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Burung Kaki-Rumbai kecil hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Kumparan berkesempatan berbincang melalui sambungan telepon Whatsapp tentang tips birding photography bersama Ade Mamad yang juga bekerja sebagai fotojurnalis di Harian Umum Koran Pikiran Rakyat.
ADVERTISEMENT
1. Cari wawasan tentang jenis dan habitat burung
Dari begitu banyak macam burung terdapat habitat-habitatnya, seperti di air (kolam, rawa, laut), semak, kanopi dan, atas. Mengetahui jenis burung dan habitatnya mempermudah kita untuk melakukan spotting (diam, menunggu di tempat biasa burung itu singgah mencari makan atau bermain). Spotting juga membantu kita tidak terlalu mengandalkan lensa tele sehingga dapat memanfaatkan lensa yang ada.
Burung Australian Pratincole saat berada di Bandung, hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Makan buah Ficus rostrata (peer) bersama Perling Kumbang karya Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Burung Oriental Pratincole hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
2. Bersosialiasi dengan sesama pegiat birding photography atau peneliti burung
Bergaul dengan sesama pengamat burung mempermudah kita mengidentifikasi jenis burung dan berbagi info mengenai jadwal migrasi burung serta tempat yang dilalui atau disinggahi burung. Birding di hutan bersama teman juga lebih mengasyikkan.
Fotografer Ade Mamad bersama rekannya saat birding photography di kawasan hutan. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Fotografer Ade Mamad saat sharing mengenai fotografi. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
3. Berkamuflase
Arti berkamuflase tidak selalu harus mirip dengan tempat kita memotret, namun jika lebih mirip tentunya lebih bagus. Selama warna pakaian tidak mencolok dan tingkah kita tidak terlalu aktif itu akan membuat burung tidak terganggu dan akan membantu birding photography.
Fotografer Ade Mamad saat birding di kawasan hutan. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Fotografer Ade Mamad saat birding di hutan. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
4. Memberi makanan sebagai umpan
ADVERTISEMENT
Setelah kita sudah mempelajari karakter pada burung yang kita cari, kita pasti mencari tahu makanan apa yang biasa burung itu makan. Jika burung tersebut makan, seperti memberi makan ulat; jika biji-bijian, beri makan biji-bijian. Dan berikan umpan itu di waktu makan burung tersebut agar makanan yang kita beri tidak mempengaruhi jadwal makan burung tersebut. Hindari memberi makan yang bukan tempat burung itu biasa singgah.
Burung Falco Moluccensis hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Burung Mountain Tailorbird hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Elang hitam hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
5. Membawa alat yang benar-benar akan dibutuhkan
Bagi yang baru memulai atau berminat menekuni birding photography banyak yang bergantung pada lensa. Banyak yang berpikir, semakin panjang focal length lensa, semakin mudah memotret burung. Menurut Sam Ade, sebenarnya tidak seperti itu, bahkan ada burung yang pernah temannya potret hanya dengan lensa lebar. Tak jarang Ade juga hanya membawa lensa dengan focal length 80-200mm.
Fotografer Ade Mamad membawa kamera dan lensanya saat birding photography di kawasan hutan. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Lensa super tele membantu pemotretan burung agar burung tak sadar kehadiran manusia. Lensa super tele juga biasa digunakan untuk jenis burung raptor seperti elang dan burung-burung yang sangat sensitif dengan manusia. Memahami empat tips sebelumnya akan membantu kita bijak dalam membawa alat saat proses birding photography.
ADVERTISEMENT
Burung Crested Serpent Eagle hasil fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Sepasang Elang-Alap Kawah / Peregrine Falcon tertangkap kamera saat bermigrasi dari belahan bumi Utara ke belahan bumi Selatan. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Elang Ular Bido hasil fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
6. Birding photography tidak selalu harus di alam liar
Tak jarang banyak burung di kota, terutama di ruang terbuka hijau di kota. Burung memiliki 3 alasan untuk singgah atau tinggal di suatu tempat;
ADVERTISEMENT
Hewan terlihat hanya hidup untuk makan dan berkembang biak, namun jika melihat dari sudut pandang yang berbeda, dari burung dan satwa lainnya kita belajar banyak hal terutama soal ekologisme kehidupan.
Burung Greater Painted Snipe hasil fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Burung Sunda Warbler hasil fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Foto wildlife tentu satwa, namun foto satwa belum tentu wildlife. Saat ini masih banyak foto burung yang di-setting dan hal tersebut bertentangan dengan birding photography. Foto settingan yang terlalu banyak diapresiasi membuat perburuan burung semakin marak untuk dipelihara dan disewakan pada pegiat foto burung yang tidak mau susah.
ADVERTISEMENT
Fenomena foto burung setting-an tersebut bukannya melestarikan, malah mengancam menjadi memusnahkan. Menurut Ade, birding photography di Indonesia cukup susah karena tempat tinggal burung tak bertahan lama akibat masih banyaknya aktivitas perburuan.
Burung White-browed Crake hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18
Burung Peregrine Falcon hasil foto fotografer Ade Mamad. Foto: Dok. Ade Mamad via Instagram @sam.ade18