news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Turis Ini Abadikan Fenomena Air Laut Berubah Jadi Merah Darah di Iran

21 Maret 2025 8:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uniknya Pulau Hormuz di iran yang punya banyak warna. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Uniknya Pulau Hormuz di iran yang punya banyak warna. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah video memperlihatkan hujan deras di Pulau Hormuz, Iran, membuat aliran air berwarna merah darah mengalir menuruni tebing. Akibatnya, laut di bawahnya berubah menjadi merah darah.
ADVERTISEMENT
Gambar diambil oleh turis di pantai Pulau Hormuz, yang bernama Red Beach alias Pantai Merah. Video diunggah oleh pemandu wisata pulau tersebut ke Instagram, dan saat ini telah mendapatkan lebih dari 1 juta like.
Rekaman memperlihatkan para wisatawan sedang menyaksikan air berwarna merah mengalir menuruni tebing. Ini membuat pantai yang ada di bawahnya berubah menjadi warna merah darah.
Pertanyaannya, kenapa laut bisa menjadi merah? Ada yang bilang penyebabnya karena para dewa marah. Beberapa media juga menyebut fenomena ini disebabkan oleh hujan darah. Namun keduanya, tentu saja tidak benar.
Pulau Hormuz dikenal sebagai pulau pelangi, karena tanahnya yang berwarna-warni dan endapan mineralnya.
“Pulau itu adalah kubah garam, terdiri dari garam batu, gipsum, anhidrit, dan evaporit, berbentuk seperti tetesan air mata yang naik melalui lapisan batu di atasnya. Garam batu atau halit bersifat lemah dan mudah mengapung sehingga rapuh dan mengalir seperti cairan saat berada di bawah tekanan tinggi,” papar Earth Observatory, NASA.
ADVERTISEMENT
“Massa yang naik itu tidak sepenuhnya terbuat dari garam. Di dalamnya terdapat lapisan tanah liat, karbonat, shale, dan batuan vulkanik yang kaya akan zat besi, beberapa di antaranya berubah menjadi warna merah, kuning, dan jingga saat bergerak ke atas dan berinteraksi dengan air dan mineral dari lapisan batuan lainnya.”
Warna merah merupakan hasil interaksi tanah merah dengan air.
“Pulau Hormuz sebagian besar terbentuk dari tanah merah dan batu garam. Tanah merah memperoleh warnanya dari campuran hematit dan hidroksida besi, tetapi jumlah hematit lebih banyak daripada hidroksida besi,” papar sebuah studi yang terbit di Science Direct pada 2023, yang menjelaskan tentang kandungan logam berat dalam tanah.
Tanah ini ditambang untuk digunakan dalam cat, kosmetik, serta fasad bangunan. Namun, saat hujan turun, tanah ini menghasilkan warna merah sehingga menarik wisatawan untuk datang ke Pulau Hormuz. Percaya atau tidak, tanah ini juga digunakan dalam makanan, meski tidak direkomendasikan karena mengandung logam berat.
ADVERTISEMENT
“Tanah merah telah ditemukan dalam makanan penduduk asli Pulau Hormuz. Penduduk asli wilayah irang ini menyebut tanah tersebut ‘Gelak’, dan menggunakannya untuk rempah-rempah. Mereka mengubah tanah merah menjadi saus dan menggunakannya dalam berbagai makanan,” papar sebuah makalah tahun 2023 yang mengevaluasi risiko mengonsumsi tanah mengandung logam berat, mengutip IFL Science.
“Tanah merah juga memiliki tempat khusus dalam olahan roti lokal Hormuz. Roti ini disebut ‘tomshi’, dikonsumsi dengan makanan lain.”