Untuk Pertama Kalinya, Implan Pencegah HIV Diuji Coba pada Manusia

25 Juli 2019 8:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Terobosan terbaru dalam menghadapi infeksi HIV telah diuji coba pada manusia. Untuk pertama kalinya, tim peneliti dari perusahaan farmasi MSD telah menguji coba implan obat anti HIV pada manusia.
ADVERTISEMENT
Sekarang ini, Pre-exposure prophylaxis (PrEP) atau cara untuk melindungi diri dari penularan HIV dengan mengonsumsi obat anti HIV sudah semakin populer. PrEP telah menunjukkan penurunan signifikan risiko terkena infeksi HIV banyak orang dari pasangan mereka yang positif menderita HIV.
Biasanya, dalam penerapan PrEP, obat yang digunakan adalah berbentuk pil dan harus dikonsumsi setiap hari. Terobosan terbaru ini bisa mengubah hal itu. Dengan memanfaatkan implan yang pelan-pelan memasukkan obat ke tubuh, pengguna tidak perlu repot mengingat untuk minum obat PrEP setiap harinya.
The Guardian melansir bahwa ini adalah pertama kalinya implan PrEP diuji coba pada manusia. Sebelumnya perusahaan MSD telah melakukan uji coba impan ini pada hewan.
Terkini, para peneliti menguji coba implan ini pada 12 orang dewasa sehat. Mereka diberikan implan yang bisa bertahan untuk 12 minggu. Implan ini menggunakan obat terbaru bernama islatravir. Setiap implan mengandung dosis islatravir antara 54 miligram dan 62 miligram.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, tim peneliti memonitor bagaimana responden menoleransi implan. Selain itu, periset juga mempelajari bagaimana efek islatravir di tubuh para responden selama empat minggu setelah implan diangkat.
Ilustrasi obat-obatan dan vitamin. Foto: Shutter Stock
Hasil uji coba menunjukkan bahwa implan dan obat bisa ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Peneliti juga menemukan bahwa implan bisa bertahan selama setidaknya delapan bulan pada dosis rendah dan satu tahun pada dosis yang lebih tinggi.
“Akan dilakukan uji coba lanjutan yang akan mempelajari implan dengan dosis obat yang berbeda. Selain itu ada rencana untuk melakukan evaluasi (penggunaan implan) di populasi yang lebih luas,” ujar Randy Matthews, peneliti MSD, kepada The Guardian.
Matthews menambahkan bahwa harga dari implan ini masih belum ditentukan.
Sementara itu, Timothy Hildebrandt dari London School of Economics, yang pernah melakukan riset mengenai persepsi masyarakat terhadap PrEP, menyambut hangat hasil riset ini. Menurutnya, implan semacam ini bisa menghilangkan rasa takut dokter kalau-kalau pasiennya tidak rajin meminum obat PrEP. Implan ini juga dianggap memberi opsi rahasia bagi pengguna obat PrEP.
ADVERTISEMENT
“Uji coba ini tampaknya memberikan alternatif pemberian obat PrEP. Seperti halnya dalam kontrasepsi, memiliki variasi yang banyak bisa meningkatkan penggunaan PrEP,” kata Hildebrandt.