Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Upaya Ilmuwan Malaysia Lestarikan Badak Sumatra yang Terancam Punah
25 November 2019 14:32 WIB
Diperbarui 11 Desember 2019 19:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Iman, nama badak tersebut, mengidap tumor rahim sejak Maret 2014. Ia tinggal di Sabah timur di pulau Kalimantan.
Augustine Tuuga, Direktur Departemen Satwa Liar di negara bagian Sabah, mengungkapkan, tumor itu telah menjalar ke kandung kemih Iman yang kemudian menjadi penyebab kematiannya.
Enam bulan sebelum kematian Iman, Malaysia juga baru kehilangan badak jantan satu-satunya yang tersisa di negara tersebut, demikian laporan Phys.org.
Sementara nyawa badak betina lainnya yang tinggal di penangkaran juga tak berhasil diselamatkan. Ia mati tahun 2017 lalu.
Meski upaya pemerintah Malaysia untuk mengembangbiakkan spesies badak dinilai gagal, namun para ilmuwan mengaku telah memanen sel telur badak untuk kepentingan reproduksi.
Rencananya, ilmuwan Malaysia ingin menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam rangka mereproduksi spesies terancam punah melalui inseminasi buatan. Inseminasi buatan akan menekan penularan penyakit dan membuat populasi lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, upaya serupa juga pernah dilakukan oleh para peneliti untuk menghentikan kepunahan badak. Mereka melakukan inseminasi buatan pada badak putih selatan betina dengan menggunakan sperma badak putih utara jantan. Ini adalah langkah awal dari rencana besar untuk menanamkan embrio badak putih utara dalam tubuh badak putih selatan.
Saat ini, hanya ada sekitar 24.500 badak yang bertahan hidup di alam liar dengan 1.250 lainnya berada di penangkaran yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, lebih dari dua pertiga adalah badak putih.
Sementara untuk badak Sumatra, menurut lembaga konservasi WWF, diperkirakan hanya tersisa 80 ekor di dunia ini, yang sebagian besar tinggal di alam liar Sumatra dan Kalimantan, Indonesia. Badak Sumatraaditya adalah yang terkecil tubuhnya dibandingkan dengan lima spesies badak lainnya.
ADVERTISEMENT
Populasi badak Sumatra terus menyusut akibat deforestasi dan perburuan. Badak dibunuh untuk diambil tanduknya, yang terdiri dari keratin yang mirip dengan rambut dan kuku manusia dan digunakan dalam obat-obatan tradisional di beberapa wilayah Asia.
Serikat Internasional untuk Konservasi Alam mengidentifikasi, badak Sumatra dan badak Jawa kini semakin terancam punah.