Usai 30 Tahun Ditemukan, Kunang-kunang Langka Ini Jadi Spesies Baru

10 Maret 2021 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunang-kunang Singapura (Luciola singapura). Foto: Wan et al/National University of Singapore
zoom-in-whitePerbesar
Kunang-kunang Singapura (Luciola singapura). Foto: Wan et al/National University of Singapore
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari 100 tahun menunggu, Singapura akhirnya memiliki spesies baru kunang-kunang. Kunang-kunang tersebut, yang punya nama ilmiah Luciola singapura, diumumkan oleh para peneliti Singapura dalam jurnal ilmiah Animals yang dipublikasi pada 4 Maret 2021.
ADVERTISEMENT
Temuan spesies baru kunang-kunang tersebut merupakan tonggak bersejarah bagi Singapura. Sebab, mereka terakhir kali menemukan spesies baru kunang-kunang di negara mereka pada 1909 — atau 110 tahun yang lalu.
Kunang-kunang Singapura (Luciola singapura) yang baru ditemukan itu punya panjang tubuh kurang dari 5mm. Dia ditemukan di Hutan Rawa Nee Soon, hutan rawa air tawar terakhir yang tersisa di Singapura.
Menurut peneliti utama studi Wan Faridah Akmal Jusoh dari Lee Kong Chian Natural History Museum di National University of Singapore, penemuan kunang-kunang ini menarik karena kunang-kunang jarang didokumentasikan di hutan rawa air tawar.
Wan pertama kali mengetahui spesies baru ini ketika dua spesimen kunang-kunang Singapura yang sebelumnya tidak teridentifikasi dikumpulkan selama survei kunang-kunang nasional tahun 2009 oleh National Parks Board Singapura.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan ilmiahnya, para peneliti menyebut bahwa pada 2009 survei nasional populasi kunang-kunang Singapura mendokumentasikan 11 spesies berbeda, termasuk satu spesies tak teridentifikasi yang tidak sesuai dengan deskripsi spesies kunang-kunang yang diketahui pada saat itu.
Saat mereka memeriksa spesimen spesies tak dikenal di Lee Kong Chian Natural History Museum, para peneliti melihat bahwa spesies yang tidak teridentifikasi itu hampir identik dalam struktur biologis dengan spesimen spesies tak dikenal lain yang dikumpulkan di area yang sama antara tahun 1989 hingga 1990 — lebih dari 30 tahun yang lalu.
Nah, pada 2018 dan 2019, tim peneliti kemudian kembali ke Rawa Nee Soon untuk melakukan lebih banyak survei. Melalui pemeriksaan morfologi dan analisis filogenetik, mereka menentukan bahwa spesimen tak dikenal itu berbeda dari spesies lain yang diketahui. Mereka telah menemukan spesies kunang-kunang baru.
ADVERTISEMENT
“Saya suka mengatakan bahwa setiap spesies memiliki cerita sendiri. Cerita ini tentang kunang-kunang Singapura; ia telah menunggu selama 30 tahun untuk akhirnya diberi nama,” kata Wan, dikutip dari The Strait Times.
Wan menambahkan, penemuan spesies baru di negara kecil dan maju seperti Singapura menyoroti perlunya penelitian keanekaragaman hayati yang berkelanjutan di sana.
Penemuan kunang-kunang baru ini juga menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut dan penanganan hati-hati terhadap beberapa habitat satwa liar yang tersisa di Singapura, yang meliputi kawasan seperti Hutan Rawa Nee Soon dan Suaka Lahan Basah Sungei Buloh yang merupakan rumah bagi berbagai spesies satwa liar, baik yang diketahui maupun yang mungkin tidak diketahui.
“Penemuan spesies baru kunang-kunang dari hutan rawa air tawar yang tersisa di Singapura — salah satu negara paling maju dan urban di dunia — menyoroti pentingnya penelitian keanekaragaman hayati yang berkelanjutan di kawasan itu," kata para peneliti dalam laporan mereka.
ADVERTISEMENT
"Studi ini juga menggarisbawahi kegunaan pendekatan molekuler untuk menyelesaikan masalah taksonomi dan lebih memahami sejarah evolusi kunang-kunang."