Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Varian Corona Kebal Vaksin Hampir Pasti Muncul: Segera Tekan Kasus Covid
5 Agustus 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Para ilmuwan AS dan Inggris khawatir bahwa virus corona akan bermutasi hingga muncul varian kebal vaksin . Mereka pun meminta agar penularan COVID-19 dapat ditekan sehingga ancaman tersebut dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran ini pertama kali disampaikan para akademisi Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) Inggris pada 26 Juli 2021. Mereka percaya bahwa "hampir pasti" akan ada mutasi virus corona yang "mengakibatkan kegagalan vaksin saat ini” akan muncul.
“Karena pemberantasan SARS-CoV-2 tidak mungkin, kami memiliki keyakinan tinggi untuk menyatakan bahwa akan selalu ada varian (baru),” kata para peneliti SAGE dalam laporan mereka yang diunggah di situs web pemerintah Inggris.
Laporan peneliti SAGE belum ditinjau oleh rekan sejawat (peer-review) dan masih bersifat teoritis. Artinya, sejauh ini belum ada bukti apapun bahwa varian yang kebal vaksin telah beredar sekarang.
Analisis peneliti SAGE diberikan ke pemerintah Inggris "sebagai publikasi pra-cetak yang telah memberikan bukti cepat kepada pemerintah selama keadaan darurat." Penelitian mereka berupaya untuk memprediksi sejauh mana virus corona dapat bermutasi dan apa dampaknya bagi pengendalian pandemi.
ADVERTISEMENT
Para peneliti mengatakan, kebijakan yang tepat untuk menekan transmisi COVID-19 dapat mengurangi jumlah varian virus corona. “Jumlah varian akan tergantung pada tindakan pengendalian,” kata mereka.
Varian corona baru muncul tatkala virus bermutasi saat menggandakan diri di sel inang, dalam hal ini adalah manusia. Mutasi adalah proses alamiah yang umumnya terjadi ketika virus ‘typo’ menyalin urutan genetikanya selama replikasi di sel inang.
Oleh karena itu, menekan penularan dan kasus corona merupakan upaya yang penting supaya jumlah varian baru dapat diminimalisir. Jika tidak, konsekuensinya adalah kemunculan varian corona baru yang bisa kebal dari vaksin.
Para peneliti SAGE mengatakan bahwa skenario kemunculan varian corona yang kebal vaksin adalah “almost certain” atau hampir pasti. Varian corona kebal vaksin bisa muncul, salah satunya, jika virus mengalami penyimpangan antigen.
ADVERTISEMENT
“Akumulasi variasi antigenik bertahap atau terputus-putus akhirnya mengarah pada kegagalan vaksin saat ini,” jelas peneliti.
Kasus pada orang yang divaksinasi: munculnya varian corona baru yang kebal vaksin
Tak hanya di Inggris, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS juga khawatir terhadap potensi virus corona yang kebal vaksin. Kepala CDC bahkan menganggap bahwa virus corona bisa jadi hanya kurang beberapa mutasi untuk dapat menghindari vaksin.
“Vaksin beroperasi dengan sangat baik dalam melindungi kita dari penyakit parah dan kematian, tetapi kekhawatiran besar adalah bahwa varian berikutnya yang mungkin muncul – hanya kurang beberapa mutasi potensial – berpotensi menghindari vaksin kita,” kata direktur CDC, Rochelle Walensky, pada konferensi pers akhir bulan lalu, dikutip dari Alarabiya English.
Meski demikian, Walensky mengatakan kemungkinan terburuk itu belum menjadi ancaman saat ini. Dia menegaskan, vaksin masih efektif untuk menekan gejala parah dan kematian, setidaknya untuk varian corona yang diketahui saat ini.
ADVERTISEMENT
“Saat ini, untungnya kita tidak ada di sana (kondisi varian corona kebal vaksin),” katanya.
Kasus COVID-19 saat ini memang melonjak kembali di seluruh dunia. Sebagian besar orang yang kena adalah mereka yang belum divaksinasi. Lonjakan kasus juga disebabkan oleh penyebaran varian Delta, versi virus corona tercepat, terkuat, dan paling tangguh yang pernah dihadapi dunia.
Saat ini, ahli virologi dan ahli epidemiologi mengatakan bahwa vaksin tetap berguna untuk menghindari infeksi parah dan kematian yang disebabkan oleh versi virus corona apa pun.
Meski demikian, CDC menemukan peningkatan kasus corona varian Delta yang menginfeksi orang yang sudah divaksinasi penuh.
Pada Jumat (30/7), CDC mengumumkan bahwa orang yang sudah divaksinasi dapat menularkan virus corona varian Delta. The New York Times melaporkan bahwa temuan ini diumumkan CDC usai mereka menganalisis 470 kasus COVID-19 baru dalam sehari yang ditemukan di Massachusetts pada Kamis (29/7).
ADVERTISEMENT
CDC menemukan bahwa tiga perempat dari orang terinfeksi telah diimunisasi lengkap dan varian Delta ditemukan di sebagian besar sampel yang dianalisis secara genetik. Orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi yang terinfeksi punya viral load virus corona yang tinggi, menurut laporan CDC.
Kendati vaksin masih terbukti bermanfaat menekan gejala parah dan kematian pasien COVID-19, fakta bahwa orang yang divaksin dapat menularkan virus corona adalah alarm bagi para ilmuwan.
“Kekhawatiran terbesar saat ini adalah banyaknya orang yang memiliki virus dan oleh karena itu banyaknya varian yang dihasilkan,” kata Andrew Read, peneliti mempelajari evolusi penyakit menular di Pennsylvania State University, kepada Alarabiya English.
“Beberapa di antaranya mungkin (varian) ‘jackpot’ yang bahkan lebih ‘bugar’ daripada (varian) Delta,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurut epidemiolog dari Universitas Griffth, Dicky Budiman, kemunculan varian corona kebal vaksin “sangat mungkin” terjadi.
“Konteksnya begini. Si virus yang ada ini kan dia sudah mulai tersupresi atas adanya beberapa komunitas yang mendapatkan vaksin. Jadi, dalam evolusi varian ini, dia akan merespons tantangan. Dia akan merespons tekanan yang diterima dari lingkungan. Dalam hal ini tekanan ini bisa dalam bentuk orang divaksin. Sehingga dia akan meningkatkan responsnya dengan kemampuan dia evade, mengakali, lolos dari efektivitas vaksin,” katanya kepada kumparanSAINS, Rabu (4/8).
Dicky menyebut, “varian super” virus corona kemungkinan muncul di Indonesia karena tingkat penularan yang tinggi.
“Memang kita dalam posisi yang sebetulnya seperti berkejaran dengan mutasi virus, yang pada gilirannya dapat menghasilkan varian yang bisa evade, lolos dari vaksin saat ini. Karena kecepatan (distribusi) vaksin jauh lebih lambat daripada kecepatan virus ini menyebar dan bermutasi,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Solusi: tekan penularan COVID-19 dan buat vaksin yang efektif mencegah virus corona
Lantas, apa yang perlu kita lakukan untuk mencegah nasib buruk munculnya varian corona yang kebal vaksin? Para ahli menganjurkan dua hal, yakni: tekan penularan kasus dan buat vaksin yang efektif mencegah penularan virus.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mutasi terjadi ketika virus corona bereplikasi di sel inang. Replikasi tersebut dapat ditekan jika kita dapat menekan penularan COVID-19.
Untuk menekan penularan kasus, kita tak boleh hanya mengandalkan vaksin, kata Dicky. Dalam hal ini, pemerintah perlu memperkuat 3T (testing, tracing, dan treatment) dan masyarakat perlu menjalankan 5M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, mengurangi mobilisasi, dan menghindari kerumunan) supaya penularan dapat ditekan.
ADVERTISEMENT
“Vaksinasi ini harus dilakukan secara merata, termasuk 3T, 5M. Ini yang harus mencegah. Jadi, vaksinasi ini kan lambat jalannya. Nah, tapi di sisi lain jangan dibiarkan orang mudah terinfeksi. Ya caranya 3T 5M dilakukan,” kata Dicky.
Selain itu, Dicky menjelaskan bahwa riset vaksin perlu terus dilakukan guna mencari vaksin yang efektif mencegah varian baru. Hal senada juga disampaikan peneliti SAGE di Inggris yang menekankan bahwa vaksin baru perlu dibuat untuk mencegah penularan, bukan hanya mengurangi gejala parah dan kematian semata.
“Sementara kami merasa bahwa vaksin saat ini sangat baik untuk mengurangi risiko masuk rumah sakit dan penyakit, kami mengusulkan agar penelitian difokuskan pada vaksin yang juga menginduksi tingkat kekebalan mukosa yang tinggi dan tahan lama untuk mengurangi infeksi dan penularan dari individu yang divaksinasi,” kata para peneliti dalam laporannya. “Ini juga dapat mengurangi kemungkinan seleksi varian pada individu yang divaksinasi.”
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, kemunculan virus corona yang kebal vaksin tergantung pada bagaimana kita dapat mengurangi penularan COVID-19 seminimal mungkin. Ketika kita gagal menekan penularan, yang berarti virus corona terus bermutasi, kita tak perlu kaget jika nantinya varian corona super yang kebal vaksin muncul.