news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Video: Begini Cara Virus Corona Menyebar di Ruangan Tertutup

28 Mei 2020 12:59 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah mikrograf elektron transmisi yang tidak bertanggal dari partikel virus SARS-CoV-2 yang diambil dari pasien yang diisolasi di Amerika Serikat. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah mikrograf elektron transmisi yang tidak bertanggal dari partikel virus SARS-CoV-2 yang diambil dari pasien yang diisolasi di Amerika Serikat. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
ADVERTISEMENT
Para peneliti di Universitas Aalto, Finlandia, baru saja merilis video yang menunjukkan bagaimana tetesan droplet virus corona SARS-CoV-2 menyebar di dalam ruangan tertutup. Untuk menghasilkan visualisasi tersebut, pihak universitas bekerja sama dengan Institut Meteorologi Finlandia, Pusat Penelitian Teknis VTT Finlandia, dan Universitas Helsinki.
ADVERTISEMENT
Peneliti bertujuan merancang simulasi 3D transmisi penyebaran virus corona lewat udara di dalam ruangan. Peneliti Aalto University mengatakan, di tengah pelonggaran lockdown di sejumlah negara, video ini menggarisbawahi risiko yang ditimbulkan COVID-19 saat satu orang atau lebih melakukan kontak dekat.
Simulasi video 3D menunjukkan bagaimana tetesan droplet berbagai ukuran bergerak mengikuti aliran udara dalam ruangan selama periode empat menit. Droplet terbesar tenggelam ke tanah dalam beberapa menit, sedangkan tetesan yang lebih kecil mengering dan tetap di udara sebagai partikel aerosol.
Selama berputar di udara, partikel ini dapat melakukan perjalanan seiring embusan udara selama beberapa menit atau bahkan berjam-jam, sebagaimana dijelaskan para peneliti dalam video.
"Ketika seseorang berbicara, batuk atau bersin, tetesan dihasilkan dari saluran pernapasan mereka, dan ini dapat membawa patogen seperti virus corona," kata para peneliti, dalam sebuah pernyataan yang menyertai video, dikutip Fox News.
ADVERTISEMENT
"Simulasi kami menunjukkan bahwa hampir semua tetesan kurang dari 50 mikrometer, dan dengan demikian sebagian besar yang dihasilkan ketika batuk, mengering sebagai partikel sebelum mereka mencapai lantai dan kemudian berlama-lama saat dibawa oleh aliran udara dalam ruangan," ujar Ville Vuorinen, asisten profesor Universitas Aalto sekaligus koordinator penelitian.
"Kami menganggap mungkin bahwa partikel-partikel ini mengandung cukup patogen virus untuk menyebabkan infeksi," lanjutnya.
Docent Antti Hellsten, peneliti lain dari Finnish Meteorological Institute, menyebut batuk pengidap COVID-19 akan menaikkan kandungan partikel virus di udara, sehingga risiko terpapar virus semakin tinggi bahkan hingga jarak empat meter. Risiko dianggap masih signifikan bahkan hingga beberapa menit setelah droplet menyebar di udara.
Untuk itu, peneliti menekankan bahwa waktu paparan dalam ruangan yang lebih lama dan jarak antar satu orang dengan lainnya membawa risiko infeksi yang lebih besar. Karyawan yang bekerja dalam satu ruangan tertutup bersama beberapa orang lain menghadapi risiko serupa. Dengan begitu, bekerja dari rumah menjadi solusi terbaik saat ini.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! Bantu donasi atasi dampak corona.