Viral Kerumunan Tanpa Masker di Waterboom Lippo Cikarang, Sangat Berisiko Corona

11 Januari 2021 7:18 WIB
Ilustrasi Waterboom Lippo Cikarang. Foto: waterboomlippocikarang.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Waterboom Lippo Cikarang. Foto: waterboomlippocikarang.com
ADVERTISEMENT
Sebuah video beredar viral di grup WhatsApp, memperlihatkan kerumunan manusia di kolam renang Waterboom Lippo Cikarang, Jawa Barat, yang tidak menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang beredar, terdengar suara perempuan menggambarkan kerumunan di lokasi tempat wisata Waterboom Lippo Cikarang pada Minggu, 10 Januari 2021. Di sana juga terlihat banyak orang tak memakai masker.
“Ini Lippo Cikarang, ya. Ini apa namanya. Kalau COVID-19 merajalela, ini gimana? Lippo Cikarang tanggung jawab, ya?” kata si perempuan dalam video berdurasi 1 menit 30 detik itu.
Kapolsek Cikarang Selatan, Kompol Sukadi, membenarkan peristiwa kerumunan di Waterboom Lippo Cikarang. Ia menegaskan, pihaknya telah membubarkan kerumunan di kolam renang tersebut.
“Akhirnya karena ramai seperti itu ada warga masyarakat yang komplain langsung. Saya datangin, saya bubarin,” kata Sukadi kepada kumparan, Minggu (10/1).
Pengujung ramai ke lokasi karena ada diskon awal tahun pada hari Minggu. "Manajemen Waterboom itu memberikan diskon yang biasanya Rp 95.000, jadi Rp 10.000,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pengelola Waterboom Lippo Cikarang memang mengadakan promo tiket yang diumumkan di akun Instagram resmi @waterboomlippocikarang_. Promo tiket yang menjadi Rp 10.000 itu diserbu publik yang rela mengantre di loket pukul 07.00 sampai 08.00 WIB.
“Pembelian tiket lebih dari jam 08.00 berlaku harga highseason (Rp 50.000/tiket),” tulis pihak Waterboom Lippo Cikarang dalam Instagram.
Kendati pengelola mengimbau pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan mencegah COVID-19, namun dari video yang beredar, tampak pengunjung tidak mengindahkannya. Banyak dari mereka yang tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak sosial.

Bahaya berkerumun di tengah pandemi corona

Sudah sejak lama para ahli mengingatkan kerumunan di tengah pandemi COVID-19 bisa memicu penularan virus corona lebih meluas. Ini tak lain karena ditemukannya kasus asimtomatik atau orang positif COVID-19 tanpa gejala yang berpotensi ikut berkerumun di lokasi tertentu.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi baru yang dilakukan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat melayang di udara hingga ketinggian 4 meter dari orang yang terinfeksi.
Virus corona dikeluarkan seseorang dari droplet atau tetesan pernapasan melalui dua cara, yakni saat mereka berbicara atau batuk dan bersin. Droplet berukuran lebih besar akan jatuh ke tanah dan hinggap di benda-benda sekitar hingga menyebabkan kontaminan. Sementara yang lebih kecil menyebar ke udara dan bertahan hingga berjam-jam lamanya.
COVID-19 sendiri dapat menyebar antarmanusia melalui kontak dekat dengan perantara droplet yang keluar dari mulut orang yang terinfeksi. Droplet berpotensi masuk ke mulut atau hidung orang sehat dan menimbulkan infeksi.
Sedangkan droplet yang menempel pada benda, berpotensi menyebarkan virus corona ketika seseorang memegangnya. Orang itu kemudian tak sengaja menyentuh mata, hidung, atau mulut menggunakan tangan tanpa mencucinya terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus kerumunan di kolam renang Waterboom Lippo Cikarang, banyak pengunjung tak pakai masker karena aktivitas berenang tidak memungkinkan seseorang pakai masker. Maka, potensi penularan virus corona bisa semakin tinggi kendati itu di luar ruangan, kata Dicky Budiman, epidemiolog dari Universitas Griffith di Australia.
"Meski di luar ruangan, kalau tidak menjaga jarak, tidak memakai masker, dan interaksi erat, itu sama saja sangat berisiko. Apalagi dengan orang yang kita tidak tahu dari mana asalnya," kata Dicky saat dihubungi kumparanSAINS, Minggu (10/1).
Apa yang terjadi di Waterboom Lippo Cikarang menurut Dicky, sudah termasuk kerumunan berbahaya. Situasi seperti ini bisa menimbulkan penularan corona dan membuat situasi pandemi semakin tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat, itu sudah kerumunan, sudah keramaian. Sangat berisiko karena tidak ada jaga jarak. Tidak ada pembatasan jumlah kapasitas. Berarti tidak menerapkan protokolnya. Itu termasuk pengabaian protokol," kata Dicky saat dihubungi kumparanSAINS, Minggu (10/1).
Sementara dalam riset yang dilakukan para peneliti di Wuhan University, genetik virus corona juga ditemukan di beberapa fasilitas publik, seperti rumah sakit, toilet umum, supermarket, dan ruangan yang banyak dilalui orang.
Di tempat wisata macam kolam renang, toilet umum, dan kamar mandi, adalah sejumlah tempat yang paling banyak dilalui dan digunakan orang-orang. Ini juga bisa menjadi tempat yang berpotensi menyebarkan virus SARS-CoV-2.
Itulah kenapa, physical atau social distancing, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan, menjadi salah satu hal yang paling direkomendasikan para peneliti untuk memutus mata rantai penularan virus corona.
ADVERTISEMENT