Viral Kisah Fetish Pocong Kain Jarik di Surabaya, Apa Itu Fetisisme Seksual?

30 Juli 2020 13:35 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akun Twitter @m_fikris membagikan foto dirinya sedang dibungkus kain jarik. Foto: mufis (@m_fikris) via Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Akun Twitter @m_fikris membagikan foto dirinya sedang dibungkus kain jarik. Foto: mufis (@m_fikris) via Twitter
ADVERTISEMENT
Kicauan akun Twitter @m_fikris mendadak viral dan menduduki trending topik sejak Kamis (30/7) pagi. Akun tersebut menceritakan tentang pengakuannya yang menjadi korban pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Akun @m_fikris membuat thread dengan judul "Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY". Dalam utas itu, ia membeberkan sosok Gilang, pria yang disebut-sebut telah melakukan pelecehan seksual kepadanya.
Gilang diduga telah melakukan pelecehan seksual kepada beberapa korbannya, termasuk pemilik akun @m_fikris. Pembahasan yang ramai adalah Gilang meminta korban melakukan aksi membungkus diri, kemudian direkam video dan fotonya untuk dikirimkan ke dirinya. Kedok yang dipakai oleh Gilang dalam aksinya itu adalah untuk riset.
Saat melakukan aksi membungkus diri, korban merasa ketakutan dan risih. Bahkan, korban membungkus dirinya selama tiga jam, sehingga membuatnya sesak napas.
Dalam thread-nya yang viral, akun @m_fikris membagikan percakapannya dengan Gilang. Ia sempat menolak ketika diminta membantu 'riset' Gilang. Namun karena didesak, akhirnya ia mau membantu penelitian tersebut.
ADVERTISEMENT
Akun @m_fikris membagikan foto dan video saat dirinya sedang dibungkus kain jarik. Tak cuma dibungkus kain jarik, mata, mulut, dan tubuhnya juga harus dilakban.
Sempat tak menaruh curiga, sebab tak cuma @m_fikris, Gilang juga meminta temannya yang lain untuk ikut dibungkus. Dikarenakan keluar dari kesepakatan, @m_fikris pun akhirnya berani menolak permintaan Gilang.
Waktu berlaku hingga akhirnya @m_fikris sadar bahwa ia dan temannya sedang mendapatkan pelecehan seksual lantaran dikirim berita soal fetish atau fetisisme seksual.

Apa itu fetish?

Istilah fetish muncul pada tahun 1800-an. Istilah ini berasal dari kata berbahasa Portugis, feitico, yang berarti 'kecintaan yang obsesif'.
Fetisisme seksual adalah ketertarikan seksual yang muncul pada benda atau bagian tubuh yang tidak lazim, atau yang umumnya tidak dianggap sebagai sesuatu yang seksual oleh masyarakat kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang memiliki fetish pada suatu hal akan merasakan rangsangan seksual atau bahkan hingga mencapai kepuasan seksual. Ada berbagai macam jenis fetish, seperti fetish pada bentuk benda dan fetish pada bentuk tubuh atau perilaku.
Mengenal Fetis dan Jenisnya Foto: Muhammad Faisal N/kumparan
Fetish yang melibatkan tubuh atau bentuk tubuh tertentu atau yang biasa disebut partialisme. Tidak hanya bentuk tubuh, keadaan tubuh tertentu pun bisa membuat pemilik fetish tertentu terangsang. Misalnya saja pengidap acrotomophilia yang memiliki fetish pada bagian tubuh yang diamputasi.
Sampai saat ini, belum ada yang dapat memastikan mengapa seseorang bisa membutuhkan suatu benda atau perilaku tertentu untuk merasakan rangsangan seksual. Namun yang pasti, seseorang bisa mulai memiliki fetis sejak masih kecil. Apabila di masa kecilnya seseorang pernah menjadi korban dari pelecehan seksual atau melihat aktivitas seksual yang berhubungan dengan fetisisme, ada kemungkinan mereka meniru perilaku tersebut.
Kenakan stocking fishnet untuk meningkatkan gairah seksual. Foto: Shutterstock
Fetish bisa berbahaya ketika seseorang memiliki obsesi tidak sehat untuk memenuhi kebutuhan seksualnya sehingga fetish itu mulai mengganggu kehidupan dirinya maupun orang lain. Fetishistic disorder atau gangguan fetisisme seksual sudah tercatat dalam panduan kelainan mental (DSM-5).
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri fetis yang sudah menjadi kelainan mental adalah sebagai berikut:
Kasus pria Thailand berhubungan seks dengan ratusan sandal jepit pada Juni 2020 lalu menjadi salah satu contoh fetisisme seksual. Fetish-nya terhadap sandal membuat Theerapat Klaiya nekat mencuri sendal jepit milik tetangganya untuk memeluk, mencium, menggosokkan benda itu ke tubuhnya, hingga berhubungan seks.

Riset ilmiah Gilang yang janggal

Dosen Fakultas Psikologi, Unika Soegijapranata Semarang, Lita Widyo Hastuti melihat ada kejanggalan soal dalih 'riset' yang dilakukan Gilang, dan ternyata itu adalah pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Dalam kicauannya, Lita menjelaskan Gilang melakukan eksploitasi pada orang lain dengan motif tertentu untuk tujuan pribadi. Senioritas dipakai untuk mempengaruhi mahasiswa pemula dengan mengatasnamakan riset ilmiah.
"Gilang cukup tricky menempatkan posisinya sbg senior utk mendirect korban, bahkan pd ranah yg sebenarnya hak korban sbg pribadi. Selain itu Gilang banyak excuse shg korban iba & kurang nyaman utk bersikap asertif," jelasnya dalam tweet yang diizinkan dikutip kumparan.
Lita menambahkan, dalam setiap riset ilmiah, terlebih yang melibatkan manusia sebagai partisipan dengan menggunakan perlakukan tertentu yang menimbulkan risiko fisik/psikis, wajib lolos prosedur ethical clearance dari tim etik institusi.
Sebelum menjadi partisipan sebuah riset yang memakai perlakukan tertentu, Lita menyarankan relawan studi untuk meminta informed consent, suatu proses penyampaian informasi secara relevan dan eksplisit kepada partisipan terkait tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ilmiah. Pelajari baik-baik informed consent itu, dan jika tidak sesuai, jangan ragu untuk menolaknya.
ADVERTISEMENT