Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, Center of Gravity Challenge ini merupakan tantangan sederhana dan mirip seperti gerakan olahraga plank. Untuk mengikutinya tantangan ini, harus ada seorang pria dan wanita yang posisinya berdampingan sedang dalam posisi merangkak.
Kemudian, keduanya meletakkan lengan dan siku mereka di lantai. Lalu, gerakkan kedua tangan untuk menopang wajah. Selanjutnya, dengan gerakan cepat menggerakkan tangan kiri dan kanan ke belakang punggung. Dan, angkat sedikit kaki ke atas.
Hasilnya, wanita yang melakukan gerakan-gerakan tersebut mampu menyeimbangkan dirinya. Sedangkan, kebanyakan pria dalam video yang beredar tidak bisa seimbang, bahkan sering terjatuh.
Ada beberapa analisis dari para ahli untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada video Center of Gravity Challenge. Seorang profesor Michigan State University, Rajiv Ranganathan, yang sudah banyak menganalisis video viral tersebut, menemukan tampaknya beberapa perempuan mengubah posisi mereka sebelum menggerakkan tangan ke belakang.
ADVERTISEMENT
“Tampaknya orang-orang yang menjaga keseimbangan dalam tugas ini bersandar dengan beban di atas tumit ketika mereka meletakkan siku di lantai,” jelas Ranganathan seperti dikutip Shape.
"Ini akan cenderung menjaga pusat gravitasi relatif dekat dengan lutut dan oleh karena itu akan lebih mudah untuk diseimbangkan bahkan saat Anda melepaskan siku," tambahnya.
Di sisi lain, orang yang jatuh, dan itu kebanyakan adalah pria, tampaknya mengadopsi posisi push-up, dengan beban di tangan mereka lebih banyak daripada pinggul dan tubuh bagian bawah.
Menurut Ranganathan untuk mendapatkan analisis yang lebih pasti, seharusnya video itu direkam dari samping untuk memastikan setiap orang memiliki posisi yang sama sebelum menggerakan tangan mereka ke belakang.
"Dugaan saya adalah bahwa postur tubuh membuat perbedaan yang jauh lebih besar di sini, apakah seseorang dapat tetap seimbang atau tidak," katanya.
ADVERTISEMENT
Ranganathan menjelaskan tubuh setiap orang berbeda. Pria yang memiliki lekuk tubuh atau wanita dengan pinggul lebih kecil, misalnya, dapat dengan mudah mendapatkan hasil yang berbeda saat melakukan tantangan ini. Berarti hal itu benar-benar tergantung pada perbedaan anatomi dan tubuh individu daripada jenis kelaminnya saja.
Posisi tubuh pria dan wanita berpengaruh
Seorang psikometri di Pacific Neuroscience Institute, Ryan Glatt, menjelaskan posisi tubuh pria dan wanita cukup berpengaruh dalam tantangan Center of Gravity Challenge.
"Selama tantangan, tubuh sejajar dengan lantai, dan saat orang menggerakan siku ke belakang, titik gravitasi mereka sangat bergantung pada lutut dan pinggul," jelasnya.
Glatt menambahkan hal itu tidak masalah bagi perempuan, banyak di antaranya sudah memiliki titik gravitasi di area itu. Tapi, bagi orang yang memiliki titik gravitasi yang lebih merata, biasanya laki-laki, tentu dapat menyebabkan mereka jatuh.
ADVERTISEMENT
"Karena perempuan cenderung memiliki pinggul yang lebih besar daripada pria, mereka akan memiliki titik gravitasi yang lebih rendah," katanya.
Eksperimen Center of Gravity Challenge ini juga mirip dengan tantangan yang dahulu pernah viral, yaitu Chair Challenge. Di mana, perempuan bisa mengangkat kursi sambil membungkuk, sementara banyak pria gagal melakukannya.
Pengguna Twitter @Tobeech menjelaskan pinggul wanita lebih lebar sehingga menciptakan area yang lebih luas untuk rasio tubuh dan dengan demikian menurunkan titik gravitasi. Sementara, pinggul pria tidak terlalu lebar, sehingga rasio area terhadap tubuh berkurang.