Viral Video WhatsApp Termometer Gun Bisa Rusak Otak, Ini Bantahan Dokter

20 Juli 2020 17:59 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Video dari akun YouTube Mayor Saleh Nasionalis Karaeng Sila tentang thermo gun yang disebut berbahaya untuk manusia. Foto: Instimewa
zoom-in-whitePerbesar
Video dari akun YouTube Mayor Saleh Nasionalis Karaeng Sila tentang thermo gun yang disebut berbahaya untuk manusia. Foto: Instimewa
ADVERTISEMENT
Sejak virus corona menyebar ke hampir seluruh dunia, semua orang menerapkan kebiasaan hidup baru, termometer gun atau thermo gun menjadi salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengukur suhu tubuh seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, demam telah menjadi satu di antara sekian banyak gejala yang ditimbulkan SARS-CoV-2, virus corona penyebab penyakit COVID-19 yang saat ini menjangkiti jutaan orang. Belum lama ini, beredar informasi yang menyebut bahwa thermo gun dapat membahayakan otak manusia karena memancarkan radiasi berbahaya.
Informasi itu diketahui berasal dari video yang beredar di pesan singkat WhatsApp dengan judul “Radiasi Laser Thermo Gun Berbahaya untuk Otak”. Video berdurasi 1 menit itu diketahui merupakan potongan video wawancara antara Helmy Yahya dengan ekonom Ichsanuddin di YouTube pada 13 Juli 2020.
Adapun video aslinya berdurasi 1 jam 3 menit 7 detik dengan judul 'Obrolan Dengan Ichsanuddin Noorsy ini Paling Bergizi Selain Obrolan dengan Bossman Sontoloyo'. Cuplikan video yang viral diambil pada menit 8:35-9:25. Pada wawancara tersebut, Ichsanuddin mengatakan:
ADVERTISEMENT
Petugas sekolah memeriksa suhu tubuh siswa menggunakan termometer non kontak saat sosialisasi di Sekolah Tunas Global, Depok. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Benarkah bisa rusak otak?

Menanggapi hal tersebut, Dr. Roslan Yusni Hasan, ahli bedah saraf, mengatakan bahwa tidak benar thermo gun bisa menyebabkan kerusakan pada struktur otak. Ia juga menyebut cahaya yang dipancarkan thermo gun bukanlah laser sebagaimana yang disebutkan Ichsanuddin, melainkan infrared.
“Lho itu kan thermometer infrared, bukan laser. Inframerah itu enggak bisa menembus kulit, tulang, sampai otak. Dan seandainya otak kena thermo gun secara langsung juga enggak apa-apa,” papar Roslan saat dihubungi kumparan, Senin (20/6).
ADVERTISEMENT
Dr. Roslan lantas menjelaskan, termometer gun itu dibuat untuk mengukur suhu tanpa menyentuh benda yang akan diukur. Termometer jenis ini dibuat menggunakan sinar inframerah yang bisa mendeteksi secara optik selama benda itu diamati.
Radiasi sinar inframerah yang dipancarkan objek akan diukur, kemudian ditampilkan sebagai suhu. Termometer infrared tidak memancarkan radiasi apapun. Sebaliknya, alat ini justru bekerja dengan menangkap radiasi dari suatu objek.

Termometer klinis dan termometer industri

Setidaknya ada dua termometer yang sering digunakan, yakni termometer untuk kebutuhan industri dan termometer untuk klinis. Termometer industri biasanya dimanfaatkan untuk mengukur temperatur alat dan hasil manufaktur di pabrik. Suhu baterai, mesin, trafo, zat-zat kimia, juga kabel, dapat diukur suhunya menggunakan termometer untuk kebutuhan industri ini.
Ilustrasi Thermal Gun. Foto: Hedwig Storch via Wikimedia Commons (CC BY-SA 3.0)
Sementara itu, termometer klinis memang didesain untuk kepentingan medis. Salah satunya adalah untuk mengukur temperatur seorang pasien manusia atau makhluk hidup lainnya.
ADVERTISEMENT
Perbedaannya terletak pada akurasi. Akurasi termometer industri lebih rendah ketimbang termometer klinis. Termometer industri punya selisih kesalahan mencapai 1,5 derajat Celcius. Ini artinya, jika termometer industri dipakai mengukur suhu suatu objek, kemungkinan ada kesalahan hasil pengukuran hingga 1,5 derajat Celcius.
Sedangkan termometer klinis punya tingkat akurasi hingga 0,2 derajat Celcius. Artinya, tingkat kesalahan termometer hanya 0,2 derajat Celcius saat digunakan mengukur suhu makhluk hidup. Selain itu, range suhu antara termometer industri dan klinik juga berbeda. Jika termometer klinik bisa membaca suhu antara 32 hingga 42 derajat Celcius, maka termometer industri membaca suhu mulai dari -50 derajat Celcius hingga 380 derajat Celcius.
“Termometer klinis itu sama seperti yang digunakan termometer infrared industri. Tapi yang untuk keperluan klinik punya tingkat akurasi yang lebih tajam. Sekali lagi, termometer infrared itu aman digunakan. Tidak ada efek apapun,” ungkap Dr. Roslan.
ADVERTISEMENT
Jadi, dapat dipastikan, klaim thermo gun bisa menyebabkan kerusakan otak adalah informasi salah alias hoaks. Sebaliknya, termometer infrared aman bagi tubuh dan tidak berdampak pada saraf serta kesehatan lain.
Infografik Fakta-Fakta Thermo Gun. Foto: kumparan
***
Saksikan video menarik di bawah ini: