Virus Alien dari Planet Lain Bisa Ancam Manusia, Ini Penjelasan Peneliti

28 Juli 2020 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alien. Foto: needpix
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alien. Foto: needpix
ADVERTISEMENT
Uni Emirat Arab dan China baru saja meluncurkan misi luar angkasa ke planet Mars. Di samping misi antariksa ke planet lain kembali bergairah belakangan ini, ada tim ilmuwan di Inggris Raya yang memperingatkan soal ancaman virus ‘alien’ dari planet lain yang bisa mengancam kesehatan manusia.
ADVERTISEMENT
Sama seperti virus di Bumi, virus ‘alien’ bisa menyerang sistem imun tubuh manusia dan makhluk hidup lain. Secara teori, bakteri atau virus asing terdiri dari beberapa asam amino atau peptida yang berbeda dengan mikroorganisme di Bumi.
Asam amino adalah senyawa organik dasar yang membentuk semua kehidupan dan terdiri dari nitrogen, karbon, hidrogen, dan oksigen. Ilmuwan dari Exeter University, Inggris, dan University of Aberdeen, Skotlandia, menguji bagaimana sel-sel imun mamalia merespons peptida berisi dua unsur asam amino yang langka atau jarang ada di Bumi, tapi umum ditemukan di meteorit.
Zat asam amino itu diuji pada tikus yang memiliki sistem kekebalan tubuh mirip manusia. Hasilnya, sistem imun tikus merespons peptida asam amino asing tersebut. Hanya saja, respons tersebut tersebut tidak seefisien pada virus yang ada di Bumi.
ilustrasi ruang angkasa Foto: NASA
Tim peneliti memeriksa respons sel T pada mamalia terhadap zat asam amino dari meteorit. Sel T biasanya bekerja untuk membunuh patogen, dan dapat merekrut sel lain untuk melawan penyakit yang menyerang. Hasilnya, respons sel T kurang baik dengan tingkat aktivasi 15 persen dan 61 persen.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, tingkat aktivasi sel T biasanya 82 persen dan 91 persen ketika terpapar peptida asam amino yang umum ditemukan di Bumi.
"Penyelidikan kami menunjukkan bahwa exo-peptida (peptida dari planet lain) ini masih diproses, dan sel T masih diaktifkan, tetapi respons ini kurang efisien dibandingkan terhadap peptida Bumi biasa,” kata pemimpin penelitian Dr. Katja Schaefer dari University of Exeter, seperti dikutip The Independent.
“Oleh karena itu kami berspekulasi bahwa kontak dengan mikroorganisme ekstra-terestrial dapat menimbulkan risiko imunologis saat misi luar angkasa dengan tujuan untuk mengambil organisme dari exoplanet dan Bulan,” tambahnya.
Ilustrasi virus. Foto: pixabay
Selain itu, penemuan cairan di beberapa lokasi di tata surya meningkatkan dugaan bahwa kehidupan mikroba juga dapat berevolusi di luar Bumi. Hal itu bisa secara tak sengaja membuat zat-zat berbahaya tak sengaja masuk ke ekosistem Bumi.
ADVERTISEMENT
Masalah virus ‘alien’ semakin mengkhawatirkan. Pasalnya, beberapa negara sudah mulai rajin menerbangkan kendaraan rover untuk menjelajah planet lain.
Menghadapi masalah itu, NASA meminta SETI Institute, organisasi pendeteksi kehidupan ekstraterestrial, untuk memastikan kehidupan alien di luar angkasa tidak mengkontaminasi Bumi. Kontrak itu juga untuk melindungi misi Mars 2020 dan Europa Clipper di Jupiter.