Virus Cacar Monyet Ditemukan pada Air Mani Penderita, Begini Penjelasan WHO

19 Juni 2022 10:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus monkeypox dewasa berbentuk oval serta partikel bulan sabit dan bulat dari virion yang belum matang, diperoleh dari sampel kulit manusia. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Kasus cacar monyet di seluruh dunia masih mencuri perhatian ilmuwan dan pakar kesehatan dunia. Pasalnya kasus infeksi virus itu terus menyebar dan menginfeksi banyak orang.
ADVERTISEMENT
Laporan terbaru dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu (15/6), sedikitnya sudah ada kasus terkonfirmasi sebanyak 2.103 kasus yang tersebar di 42 negara dunia.
Mayoritas kasus cacar monyet ditemukan di Eropa, dengan pasien memiliki kontak erat secara seksual dengan pasangannya yang telah terlebih dahulu terinfeksi.

Terdeteksi pada air mani

Tak hanya telah menginfeksi ribuan orang di seluruh dunia, studi terbaru yang dilakukan ilmuwan Italia dan Jerman cukup mengejutkan. Hasil studi dari dua negara berhasil mengidentifikasi adanya DNA dari virus itu dalam air mani pasien.
Secara detail, fragmen DNA virus cacar monyet terdeteksi pada air mani milik enam dari tujuh pasien pada 13 Juni di Italia. Sedangkan ilmuwan Jerman melaporkan temuan virus itu pada air mani dari dua pasien pada 6 Juni lalu.
Ilustrasi air mani. Foto: Shutterstock
Kedua laporan dari negara itu tentu membuat publik bertanya, apakah mungkin cacar monyet dapat menular lewat hubungan seksual melalui cairan reproduksi atau dapat dikatakan bisa menjadi infeksi menular seksual.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat saat ini pun, telah banyak infeksi menular seksual seperti HIV, klamidia, dan sifilis yang diketahui menyebar dari cairan reproduksi manusia, baik air mani maupun cairan vagina.
“Virus yang ditemukan dalam air mani adalah faktor yang sangat mendukung (sebagai) hipotesis bahwa penularan seksual menjadi salah satu cara penularan virus ini,” sebut Francesco Vaia, direktur umum Institus Spallanzani Italia dikutip Reuters.
Namun, di lain pihak, seorang peneliti Inggris dari Universitas Temple Philadelphia, Enrico Bucci, menjelaskan perlunya uji laboratorium lebih lanjut untuk memutuskan cara baru penularan virus itu. Kendati demikian, ia tak menyangkal bila virus cacar monyet bisa saja telah mengalami evolusi dan mutasi sehingga dapat menular secara seksual.

Respons WHO

Dilansir Reuters, otoritas kesehatan dunia menyatakan jika telah menerima laporan tersebut. Namun mereka masih belum bisa memastikan hipotesis tersebut dan memberikan pernyataan resmi tentang cara baru penularan virus itu.
Kantor WHO di Jenewa, Swiss. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Walau begitu, ia juga tak menyangkal temuan ilmuwan di Italia dan Jerman beberapa waktu lalu itu. Ia berpendapat kemungkinan memang cacar monyet sudah sejak lama menginfeksi secara seksual.
Saat ini WHO masih terus memantau kondisi wabah cacar monyet itu. Mereka juga merekomendasikan untuk negara yang memiliki kasus tinggi untuk segera melakukan vaksinasi untuk orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien, baik pasangannya maupun petugas kesehatan yang merawat langsung pasien.
Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa juga meminta kepada seluruh pemerintah dunia untuk mewaspadai wabah virus itu. Sedangkan bagi negara yang telah memiliki kasus diminta untuk bisa mengatasi secara tepat dan cepat, untuk mencegah adanya kemungkinan pandemi dari wabah itu.
ADVERTISEMENT