Virus Corona Diduga Berasal dari Ular dan Kalelawar, Ini Kata LIPI

25 Januari 2020 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Tanggap Darurat Hygiene Wuhan melakukan identifikasi di Pasar Makanan Laut Haunan lokasi terdeksi Virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/NOEL CELIS
zoom-in-whitePerbesar
Tim Tanggap Darurat Hygiene Wuhan melakukan identifikasi di Pasar Makanan Laut Haunan lokasi terdeksi Virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/NOEL CELIS
ADVERTISEMENT
Sejumlah riset mencoba mengungkap sumber wabah virus corona jenis baru (novel) di Wuhan, China. Riset yang terbit di Journal of Medical Virology, misalnya, berkesimpulan bahwa novel coronavirus 2019-nCoV) kemungkinan berasal dari ular.
ADVERTISEMENT
Hal berbeda datang dari hasil penelitian oleh tim ilmuwan Wuhan Institute for Virology. Dalam penelitian ini, tim berhasil medapatkan rangkaian genetik coronavirus Wuhan dan mengurainya untuk melihat kecocokan dengan jenis virus lain. Sampel virus 2019-nCoV didapat dari 24 pasien yang terjangkit di Wuhan, Shenzhen, dan beberapa kota lainnya.
Hasil analisis mengungkap, 96 persen susunan genetik virus identik dengan virus corona yang umumnya menginfeksi kalelawar. Berbagai laporan menyebut lokasi pusat wabah 2019-nCoV di Pasar Seafood Huanan menjual beragam hewan liar dan eksotis, kelalewar kemungkinan menjadi salah satunya.
Merespons temuan-temuan ini, Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Rahmadi, menjelaskan satwa liar yang secara alami dapat menyeberang lintas negara maupun dibawa dan dimanfaatkan manusia untuk tujuan tertentu, patut menjadi fokus mitigasi antisipasi penularan penyakit dari hewan ke manusia atau zoonosis.
Ilustrasi Virus Corona. Foto: Shutter Stock
Dalam beberapa kasus penyakit coronavirus, transmisi virus terjadi antara binatang dan manusia, serta manusia dan manusia. Virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan mulai dari penyakit ringan seperti pilek, hingga penyakit serius semacam MERS dan SARS. Virus kini bermutasi menjadi penyakit yang belum pernah ada sebelumnya dan tengah mewabah di China, hingga menyebar ke sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
“Hewan yang dominan berpotensi membawa penyakit adalah tikus, kalelawar, celurut, karnivora, dan kelompok primata seperti monyet,” ujar Cahyo dalam pernyataan resmi yang diterima kumparanSAINS pada Jumat (24/1).
Coronavirus memiliki laju mutasi yang sangat cepat
Peneliti Bidang Mikrobiologi LIPI, Sugiyono Saputra, menjelaskan coronavirus memiliki laju mutasi yang sangat cepat dibandingkan dengan jenis virus lain. Tak pelak, penyebaran penyakit yang didalangi coronavirus berlangsung sangat cepat dan tidak tertuga. Mobilitas manusia yang tinggi juga memicu penjalaran lintas negara.
Menyoal asal usul coronavirus, Sugiyono menyebut, kalelawar umumnya menjadi salah satu perantara alami coronavirus. Pada kasus SARS, inang virus adalah mamalia kecil seperti kalelawar, musang, dan rakun. Sementara pada kasus MERS, hewan perantaranya adalah unta.
Petugas keamanan berjaga di sekitar Pasar Makanan Laut Huanan lokasi terdeksi Virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
Tidak menutup kemungkinan, coronavirus asal Wuhan menjadikan kalelawar sebagai ‘rumah’-nya. Meskipun, interaksi antara kalelawar dengan manusia sangatlah jarang.
ADVERTISEMENT
“Tetapi virus tersebut dapat pula menginfeksi hewan lainnya sebagai perantara, dan hewan perantara tersebutlah yang lebih sering berinteraksi langsung dengan manusia,” lanjutnya.
Selain dugaan 2019-nCoV berasal dari kalelawar, kemungkinan juga terbuka bagi hipotesis virus berasal dari ular. Dalam riset ini, kode-kode protein atau material genetik novel coronavirus memiliki kesamaan dengan material genetik yang berasal dari ular. Data tersebut diperoleh setelah membandingkan dengan 200 lebih jenis coronavirus dari berbagai hewan.
Spesies ular yang dimaksud adalah ular belang Taiwan atau Bungarus multicinctus dan kobra China atau Naja atra. Sugiyono menjelaskan, selubung virus atau viral spike akan menempel atau menginfeksi sel inangnya jika memiliki reseptor yang sesuai.
Aktivitas tim medis Rumah Sakit Wuhan, China saat merawat pasien terjangkit virus corona. Foto: THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO /via REUTERS
“Mutasi bagian inilah yang menyebabkan coronavirus dari ular tersebut dapat mengivasi sel-sel pada saluran pernapasan manusia,” ujar Sugiyono.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menekankan, masih perlu penelitian menyeluruh untuk menyimpulkan asal muasal virus corona 2019-nCoV. Sejauh ini, dugaan kuat masih mengarah ke hewan jenis mamalia, seperti yang telah tervalidasi pada kasus SARS dan MERS.
Penyakit muncul karena interaksi satwa liar dengan manusia
Menurut Taufiq P. Nugraha, peneliti satwa liar LIPI, para ilmuwan menduga kemunculan penyakit zoonis baru ini merupakan hasil tingginya frekuensi interaksi antara satwa liar dengan manusia.
“Jika berkaca pada kasus ebola di Afrika, deforestasi untuk pertanian dapat berperan dalam ekspansi kalelawar di luar habitatnya dan ekspansi manusia ke dalam habitat kalelawar. Sehingga keduanya dapat saling berinteraksi bebas dan berisiko tinggi dalam penyebaran penyakit baru,” ujar Taufiq.
Tim Tanggap Darurat Hygiene Wuhan meninggalkan lokasi Pasar Makanan Laut Haunan lokasi terdeksi Virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/NOEL CELIS
Dalam kasus wabah novel coronavirus, Taufiq menyebut kemungkinan orang yang berinteraksi langsung di pasar hewan di Wuhan adalah yang pertama terinfeksi. Interaksi tersebut dapat melalui makanan maupun dalam proses pengolahan hewan yang diperjualbelikan, baik hewan perantara maupun inang alaminya.
ADVERTISEMENT
Dugaan tersebut bukan tanpa alasan, pusat wabah virus 2019-nCoV berada di Pasar Seafood Huanan yang menjual berbagai hewan mati dan hidup, termasuk anjing, burung merak, berang-berang, hingga landak. Rata-rata untuk tujuan dikonsumsi.
Jenis pasar semacam ini populer di seluruh China dan dapat ditemukan di tempat-tempat lain seperti Guangzhou, Provinsi Guangdong, dan Provinsi Shandong.
Infografis Virus Corona. Foto: Masayu Antarnusa/kumparan