Virus Flu Burung Langka Muncul dan Serang Mamalia, Bisa Loncat ke Manusia?

19 Oktober 2021 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi angsa. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angsa. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika COVID-19 terus menyebar ke seluruh dunia, sejumlah ilmuwan khawatir akan munculnya penyakit zoonosis baru yang berpotensi menular ke manusia. Dan wabah baru flu burung langka dilaporkan telah muncul di Inggris.
ADVERTISEMENT
Virus flu burung ini telah menginfeksi mamalia, membunuh setidaknya tiga anjing laut dan satu rubah. Peristiwa itu terjadi di sebuah tempat rehabilitasi satwa liar yang tidak disebutkan namanya di Inggris pada akhir 2020 dan dirinci dalam makalah baru yang diterbitkan di jurnal Emerging Infectious Disease.
Penularan dimulai ketika lima angsa sakit mengalami kelelahan dan kejang serta bersifat agresif. Ketika diperiksa, hasil tes menunjukkan bahwa angsa tersebut positif virus flu burung H5N8.
Tak lama angsa itu mati. Kematian angsa ini awal dari serangkaian kematian hewan lainnya, termasuk rubah (Vulpes vulpes), empat anjing laut (Phoca vitulina), dan anjing laut abu-abu (Halichoerus grypus). Hewan-hewan tersebut punya gejala yang hampir sama, salah satunya adalah kejang-kejang.
Siluet rubah merah yang berkeliaran di sekitar pantai kota Ashkelon, Israel. Foto: REUTERS/ Amir Cohen
Dari serangkaian bukti yang didapat menunjukkan bahwa angsa kemungkinan pelaku utama yang membuat mamalia tewas. Angsa telah menyebarkan wabah hingga menginfeksi hewan lain yang hidup di dalam fasilitas karantina pusat rehabilitasi satwa liar. Ini artinya, penyakit kemungkinan telah menyebar melalui aerosol atau benda yang telah terkontaminasi.
ADVERTISEMENT
“Meski fasilitas karantina dirancang untuk membatasi penyebaran mikroorganisme menular lewat protokol kebersihan yang ketat, namun fasilitas tersebut bukanlah keamanan mutlak yang dirancang untuk menangani patogen Tingkat Keamanan Hayati 3. Dengan demikian, agen yang sangat mudah menular seperti flu burung dapat menyebar dengan mudah bahkan ketika kita sudah melakukan tindakan pencegahan infeksi,” tulis para penulis.
“Karena infeksi influenza tidak dicurigai pada saat kejadian, praktik biosekuriti di pusat mungkin kurang efektif dalam mencegah penyebaran dibandingkan dengan yang diterapkan pada tingkat biosekuriti yang lebih tinggi, yang kemungkinan akan dilakukan jika infeksi influenza sudah terdeteksi.”
Flu burung memang menjadi virus yang mematikan. Virus ini tak jarang membuat mamalia menjadi lumpuh hingga tewas. Kendati menjadi bencana bagi rubah dan anjing laut, penyelidikan terhadap strain virus menunjukkan bahwa patogen tersebut tidak terlalu membahayakan manusia.
ADVERTISEMENT
* * *
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains