Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Wahana Antariksa Uni Soviet Jatuh di Samudra Pasifik, Bukan di Indonesia
11 Mei 2025 11:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Wahana antariksa Kosmos 482 milik Uni Soviet (sekarang Rusia) akhirnya kembali ke planet asalnya setelah mengorbit di luar angkasa selama lima dekade. Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kosmos 482 jatuh ke Bumi di Samudra Pasifik dekat Amerika Selatan, bukan di sekitar Indonesia seperti prediksi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Peneliti Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, mengatakan objek tersebut jatuh pada tengah malam waktu setempat, atau Sabtu (10/5) pukul 12.26 hingga 12.38 WIB. BRIN mengonfirmasinya dari data SpaceTrack Amerika Serikat.
"Jadi tidak ada daratan yang kejatuhan objek Kosmos 482," kata Thomas kepada kumparan, Minggu (11/5).
Data kejatuhan Kosmos 482 sedikit berbeda dengan informasi yang dibagikan Roscosmos. Menurut Badan Antariksa Rusia itu, Kosmos 482 jatuh di atas Samudra Hindia, sebelah barat Jakarta, Indonesia, pada Jumat (10/5) pukul 14.24 WIB.
Kosmos 482 diluncurkan pada 1972 sebagai bagian dari program Venera, misi eksplorasi planet Venus. Namun, kerusakan pada roket peluncurnya menyebabkan Kosmos 482 terperangkap dalam orbit elips sekitar Bumi, dan bertahan di sana selama 53 tahun akibat tarikan atmosfer yang sangat lambat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Indonesia sempat diprediksi menjadi salah satu area potensial kejatuhan Kosmos 482. Namun probabilitasnya lebih besar jatuh di lautan atau hutan, dengan kemungkinan kecil jatuh di wilayah berpenduduk.
Peristiwa Kosmos 482 jatuh kembali mengangkat isu tentang meningkatnya jumlah sampah antariksa. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), saat ini ada lebih dari 14.000 satelit di orbit Bumi, dengan 11.400 di antaranya masih aktif.
Selain risiko tumbukan, para ilmuwan juga menyoroti potensi polusi dari satelit yang terbakar di atmosfer, yang bisa merusak lapisan ozon dan berdampak terhadap iklim global.