Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Wahana Penjelajah Chang’e 5 Milik China Temukan Keberadaan Air di Bulan
2 Agustus 2024 14:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Para ilmuwan di China mengeklaim telah menemukan molekul air terperangkap dalam batuan Bulan. Penemuan ini dapat mematahkan anggapan sebelumnya bahwa permukaan Bulan sepenuhnya kering.
ADVERTISEMENT
Menurut Chinese Academy of Sciences, sampel batuan yang diambil dari permukaan Bulan dan dibawa ke Bumi dalam misi Chang’e 5 China pada 2020, mengandung kristal berisi molekul terhidrasi.
Sampel ini berbeda dengan sampel batuan Bulan yang dibawa ke Bumi saat misi Apollo AS pada 1960-an dan 1970-an yang justru menunjukkan tidak ada jejak air di sana, sehingga para ilmuwan percaya sebagian besar tanah Bulan benar-benar kering.
Namun, penginderaan jarak jauh dari satelit Bulan kemudian mendeteksi adanya air, terutama dekat kutub Bulan yang lebih dingin. Kini, dalam penelitian baru yang terbit di jurnal Nature Astronomy pada 16 Juli 2024, memastikan bukti langsung keberadaan air tersembunyi di permukaan Bulan, yang berpotensi bisa menjadi sumber daya di masa depan dan membangun pangkalan satelit alami di sana.
ADVERTISEMENT
“Temuan ini juga menunjukkan bahwa molekul air dapat bertahan di area Bulan yang terkena sinar Matahari sebagai garam terhidrasi,” tulis para ilmuwan dalam penelitiannya sebagaimana dikutip Live Science.
Misi Chang’e 5 merupakan misi kelima dalam serangkaian ekspedisi luar angkasa China di Bulan. Chang’e 5 mendarat di permukaan Bulan untuk mengambil material di sana, sebelum akhirnya kembali ke Bumi membawa sejumlah sampel pada Desember 2020.
Sejak saat itu, para ilmuwan sudah menganalisis batuan Bulan dalam sampel yang diambil Chang’e 5, dan kini mereka mengumumkan penemuannya, termasuk keberadaan mineral dengan rumus kimia (NH4) MgCI3·6H2O, yang mengandung lebih dari 40% air.
Penemuan ini bisa membantu China dalam memahami sumber daya yang ada di Bulan. Mereka berharap, sumber daya ini dapat digunakan dalam misi luar angkasa di masa depan, terutama saat mengirim astronaut ke sana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kesamaan mineral Bulan dengan batuan vulkanik yang ditemukan di Bumi mengisyaratkan bahwa mineral ini kemungkinan besar tercipta oleh gunung berapi yang sudah punah. Bukan hanya keberadaan air, ilmuwan juga menemukan amonia di Bulan. Amonia diketahui merupakan salah satu bahan bakar utama roket.
“Kehadiran amonium menunjukkan sejarah degassing [vulkanik] Bulan yang lebih kompleks dan menyoroti potensi sebagai sumber daya untuk tempat tinggal di Bulan,” tulis para peneliti.
China bukan satu-satunya negara yang ingin mendapatkan sumber daya alam di Bulan. Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan bahwa masifnya misi antariksa Bulan yang dilakukan China menempatkan mereka dalam perlombaan yang ketat dengan AS untuk sama-sama mencapai kutub selatan Bulan.
“Kekhawatiran saya adalah mereka tiba di sana lebih dulu dan kemudian berkata, ‘Ini wilayah kami, Anda jangan ikut campur’,” ujar Nelson kepada anggota parlemen dalam sidang kongres yang digelar pada 30 April 2024. “Karena kutub selatan Bulan merupakan bagian penting, kami pikir ada air di sana, dan jika ada air, maka ada bahan bakar roket.”
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini China kembali mengirim wahana penjelajah ke Bulan dan Mars. Mereka juga baru saja rampung membangun stasiun luar angkasa Tiangong pada 2022. Bukan hanya itu, China memimpin pembangunan Stasiun Penelitian Bulan Internasional yang dijadwalkan selesai pada 2030 mendatang.