Wajah Wanita Ini Berubah Jadi Coklat Kebiruan Gara-gara Krim Pencerah Kulit

26 Januari 2024 7:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar kulit wanita yang terkena ochronosis eksogen (A). Dermoskopi pada area yang terkena menunjukkan makula hiperkromik, kebiruan, dan runcing (B). Foto: The New England Journal of Medicine
zoom-in-whitePerbesar
Gambar kulit wanita yang terkena ochronosis eksogen (A). Dermoskopi pada area yang terkena menunjukkan makula hiperkromik, kebiruan, dan runcing (B). Foto: The New England Journal of Medicine
ADVERTISEMENT
Wajah seorang wanita berubah menjadi biru kecoklatan setelah menggunakan krim pencerah. Kondisi yang dikenal sebagai ochronosis eksogen ini diderita oleh perempuan berusia 55 tahun selama setahun sebelum akhirnya dia dirawat di rumah sakit di Vadodara, India.
ADVERTISEMENT
Studi kasus yang terbit di The New England Journal of Medicine menjelaskan, wanita yang tidak disebutkan namanya itu diketahui mengoleskan krim pencerah wajah yang mengandung bahan pemutih kulit hydroquinone untuk mengatasi bercak hiperpigmentasi atau melasma di pipinya.
“Dia mulai mengoleskan krim pencerah kulit yang mengandung hydroquinone ke wajahnya setiap hari untuk mengobati melasma,” tulis Nikita Patel dan Hiral Shah, penulis studi yang merupakan peneliti dari Government Medical College Baroda, India.
“Pada pemeriksaan fisik, bercak coklat kebiruan dengan latar belakang eritema [kulit memerah] dan telangiektasis [pelebaran pembuluh darah] diamati di pipi, area hidung dan perioral [sekitar mulut], serta sedikit di sekitar dahi.”
Okronosis eksogen adalah jenis dermatitis yang disebabkan oleh penggunaan hydroquinone atau fenol pada kulit. Jika kulit yang terkena okronosis eksogen dilihat di bawah mikroskop, warnanya tampak oker (menyerupai warna biji besi) kekuningan. Namun, akan terlihat biru kecoklatan jika dilihat dengan mata telanjang karena pengaruh cahaya.
Sampel biopsi kulit dari pipi kiri wanita menunjukkan endapan ekstraseluler berwarna kuning kecokelatan berbentuk pisang. Ini adalah ciri khas okronosis eksogen. Foto: The New England Journal of Medicine
“Ochronosis adalah kelainan hiperpigmentasi yang diakibatkan oleh akumulasi endapan berwarna oker di jaringan berwarna oker di jaringan,” papar peneliti.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2000, hydroquinone diketahui telah dilarang digunakan sebagai bahan krim kosmetik di Uni Eropa karena potensi efek samping yang berbahaya. Bahan ini juga nyaris dilarang oleh FDA pada 2006.
Saat ini, setiap tahunnya ada sekitar 10 hingga 15 juta produk pencerah kulit yang dibeli di seluruh dunia, dengan Jepang menjadi salah satu negara paling banyak membeli produk pencerah kulit ini.
Penggunaan hydroquinone dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko terjadinya okronosis eksogen, terutama jika digunakan pada area tubuh yang terpapar sinar Matahari. Kondisi ini bisa sangat sulit untuk dihilangkan, karena sebagian besar perawatan bersifat preventif. Beberapa penelitian menemukan bahwa laser Q-switched alexandrite (755 nm) dapat digunakan untuk menggunakan kondisi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Okronosis eksogen sulit untuk diobati dan mungkin tidak dapat disembuhkan. Konseling mengenai pentingnya fotoproteksi dan penghentian penggunaan krim kulit telah diberikan kepada pasien. Gel emolien dan retinoid topikal juga diresepkan,” tulis peneliti.
Namun, dua bulan setelah masuk rumah sakit, wanita itu hanya melihat sedikit perubahan pada tingkat pigmentasi kulitnya.
“Pada 2 bulan masa perawatan, hiperpigmentasi pasien hanya berkurang sedikit,” jelas peneliti sebagaimana dikutip Newsweek.