Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
24 Ramadhan 1446 HSenin, 24 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Ketika Maria Branyas, warga Catalonio, meninggal pada Agustus 2024 di usia 117 tahun 168 hari, ia secara resmi menjadi wanita tertua di dunia yang masih hidup kala itu.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui bagaimana Maria panjang umur, tim yang dipimpin oleh para peneliti dari Josep Carreras Leukemia Research Institute di Spanyol melakukan analisis komprehensif terhadap segala hal mulai dari gen, protein, mikrobioma, hingga metabolisme Maria.
Laporan yang terbit di BioRxiv yang belum ditinjau sejawat ini, memberikan pandangan langka ke dalam mesin seluler yang mungkin memberikan beberapa dari kita kesempatan untuk hidup lebih dari 100 tahun.
Maria adalah seorang supercentenarian-orang yang mencapai usia 110 tahun atau lebih– dan itu merupakan sebuah pencapaian luar biasa. Hanya sekitar 1 dari 10 orang yang berhasil mencapai usia satu abad, kemudian berhasil bertahan hidup selama satu dekade lagi.
Dengan menggunakan teknik analisis dan wawancara, para peneliti menemukan bahwa Maria memenuhi banyak kriteria yang direkomendasikan dalam hal umur panjang dan penuaan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Dia memiliki gaya hidup aktif secara mental, sosial, dan fisik. Contohnya, menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman, semua faktor yang diketahui dapat mencegah demensia. Maria juga makan dengan baik, terutama dengan menjalankan diet gaya Mediterania yang dikaitkan dengan umur panjang.
Satu hal yang dicatat para peneliti adalah kecintaan Maria pada yogurt. Para peneliti menduga diet wanita berusia lebih dari seratus tahun itu membantu mendorong pertumbuhan bakteri usus yang sehat, dan memang mikrobioma ususnya memiliki karakteristik orang yang jauh lebih mudah.
“Mikroorganisme sangat penting dalam menentukan tidak hanya komposisi metabolit tubuh kita, tapi juga peradangan, permeabilitas usus, kognisi, serta kesehatan tulang dan otot,” papar peneliti dalam makalah di BioRxiv.
Variasi dalam DNA kita telah lama dianggap penting dalam menentukan mortalitas. Maria memiliki gen terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, perlindungan terhadap penyakit jantung, dan pengurangan risiko kanker.
ADVERTISEMENT
Studi ini juga meneliti metilasi DNA, mekanisme penandaan kimia yang memengaruhi cara gen diekspresikan. Karena mekanisme ini dipengaruhi oleh tekanan di lingkungan, metilasi DNA sering digunakan untuk mengukur jalannya cobaan hidup dalam apa yang digambarkan sebagai usia biologis kita.
“Hebatnya, semua algoritma usia berbeda yang didasarkan pada metilasi DNA menghasilkan hasil yang sama. Supercentenarian kami menunjukkan usia biologis yang jauh lebih muda daripada usia kronologis sebenarnya dan ini terjadi pada tiga jaringan berbeda yang dianalisis,” papar peneliti.
Faktor lain yang disorot peneliti adalah metabolisme Maria yang sangat efisien, menyebabkan rendahnya kadar kolesterol jahat dan tingginya kadar kolesterol baik, serta punya tingkat peradangan yang rendah (melindungi dari berbagai masalah kesehatan).
Maria sendiri menganggap umur panjangnya sebagai “hidup teratur dan lingkungan menyenangkan”, tapi jelas bahwa ada faktor yang berperan. Meski sebagian besar dari kita tidak akan hidup sampai 117 tahun, penelitian ini membantu dalam memahami bagaimana tubuh dapat diberi kesempatan terbaik untuk menua tanpa kerusakan atau penyakit.
ADVERTISEMENT
“Gambaran yang muncul dari penelitian kami menunjukkan bahwa usia yang sangat lanjut dan kesehatan yang buruk tidak terkait secara intrinsik dan kedua proses tersebut dapat dibedakan dan dibedah pada tingkat molekuler,” tulis peneliti.