Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Cuaca berangin membuat protokol jaga jarak sejauh 2 meter dinilai tidak aman untuk menghindari droplet atau percikan air liur yang mengandung virus corona . Sebab, dua penelitian terbaru menemukan droplet dapat menyebar hingga sejauh 6 meter, jika terbawa angin.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal AIP Physics of Fluids, tim peneliti University Nicosia melakukan simulasi penyebaran 1.008 droplet yang dikeluarkan seseorang saat batuk atau bersin dengan pemodelan komputer. Dalam simulasi ini, mereka juga memperhitungkan sejumlah faktor seperti kecepatan angin, arah angin, suhu, dan kelembapan udara.
Riset itu membuktikan, dengan kecepatan angin 4 kilometer per jam, droplet atau percikan air liur yang keluar saat batuk dan bersin dapat menyebar hingga sejauh 6 meter dalam waktu 5 detik. Namun, penelitian ini tidak menjelaskan seberapa besar jumlah virus atau viral load yang terkandung dalam droplet tersebut.
Sementara studi lain yang diterbitkan di jurnal Aerosol Science juga merekomendasikan jarak minimum pembatasan fisik sejauh 6 meter. Dengan menggunakan pemodelan komputer, peneliti melakukan simulasi dengan mengatur kecepatan angin sebesar 0-16 kilometer per jam. Hasil simulasinya, mereka menemukan droplet berukuran mikro (microdroplet) dapat terbang sejauh 3,05 meter.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Amesh Adalja, peneliti John Hopkins Center for Health Security, meski penelitian lewat simulasi tersebut penting, simulasinya tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Menurutnya, penularan COVID-19 terjadi lewat kontak dekat dalam waktu yang relatif lama.
“Sepanjang yang kami ketahui, penularan virus terjadi ketika ada kontak dekat dalam waktu lama, seperti penularan di antara orang-orang yang tinggal di rumah yang sama. Saya pikir, penelitian di atas tidak akan mengubah kebijakan jaga jarak 2 meter yang sudah diterapkan,” ujarnya, seperti dilansir Reuters.
Sebelumnya, peneliti dari National Institutes of Health juga pernah mengukur droplet ketika seseorang berbicara secara tatap muka. Hasil risetnya menunjukkan, seseorang bisa menebarkan hingga 1.000 droplet selama satu menit berbicara. Cairan itu bisa bertahan selama kurang lebih 8 hingga 14 menit di udara.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.