Waspada! Gangguan Penglihatan Akibat Radiasi Gadget

11 November 2020 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bermain gadget. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain gadget. Foto: Shutterstock
Laptop, smartphone, dan berbagai gadget lainnya, kini sudah menjadi kebutuhan pokok manusia. Terlebih saat kondisi pandemi seperti ini. Terbatasnya aktivitas di luar membuat banyak orang kini mengandalkan gadget untuk berkomunikasi, belajar, dan mencari hiburan.
Namun dibalik manfaat gadget, ada bahaya yang mengintai. Salah satunya paparan radiasi. Jika Anda sering mengeluh tentang mata lelah dan sakit, bisa jadi mata Anda telah terpapar radiasi.
Radiasi terjadi karena sinar yang dipancarkan oleh gawai dengan energi rendah. Panjang gelombang sinar yang dihasilkan oleh gawai juga sangat bervariasi sesuai dengan warna yang dikeluarkan. Jika sinar-sinar tersebut terlalu sering mengenai mata, maka otot silaris yang menerima rangsangan cahaya dan warna pada mata akan menjadi cepat lelah.
Guru besar ahli penyakit mata Universitas Indonesia, Prof. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, SpM(K), PhD, dalam sebuah perbincangan di gedung Jakarta Eye Center, awal November mengatakan sudah banyak masyarakat yang mengeluh akan kesehatan matanya.
Lebih lanjut, Prof. Tjahjono mengungkapkan, ada rekannya, seorang guru besar yang menyampaikan tidak lagi mampu bekerja dengan komputer dan minta perawatan mata. Ada juga orang tua yang menyampaikan kondisi anaknya —yang masih usia sekolah— mengalami gangguan penglihatan akibat belajar online.
Oleh sebab itu, Prof. Tjahjono juga menyampaikan pesan untuk lebih bijak menggunakan gadget, terutama saat pandemi. Guna mencegah paparan radiasi, ahli penyakit mata ini membagikan resep untuk menghindari gangguan penglihatan. Caranya dengan menerapkan 20:20:20.
“Maksudnya, setelah didepan komputer selama 20 menit, harus berhenti selama 20 detik dan kemudian melihat sesuatu yang berjarak 20 meter. Bisa dibayangkan kemungkinan generasi muda Indonesia akan mengalami gangguan penglihatan karena sejak balita sudah terbiasa terpapar oleh layar,” kata Prof. Tjahjono.
Darurat mata. Dok. Dompet Dhuafa
Selain radiasi gadget, letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa juga membuat masyarakat rentan mengalami katarak. Apalagi jumlah penderita katarak di Indonesia masih tinggi. Berangkat dari sinilah, berbagai lembaga sosial aktif melakukan kegiatan operasi katarak gratis. Salah satunya Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa tergerak untuk melakukan gerakan kemanusiaan ini yang dikemas dalam program Aksi Peduli Dampak Corona (APDP). Bersama dengan Prof. Tjahjono yang giat dalam aksi peduli kesehatan mata, Dompet Dhuafa siap membantu masyarakat yang mengalami gangguan penglihatan. Bantuan tersebut bisa dalam bentuk konsultasi maupun tindakan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Dompet Dhuafa