Waspada Sesar Lokal di Sekitar Sesar Lembang, Bisa Picu Gempa Merusak

11 Juni 2024 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konten Spesial: Waspada Sesar Lembang Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konten Spesial: Waspada Sesar Lembang Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi, mengingatkan potensi bahaya adanya sejumlah sesar lokal di sekitar sesar Lembang. Sesar lokal ini bisa memicu gempa dan menyebabkan kerusakan hingga korban jiwa.
ADVERTISEMENT
BRIN mengaku telah melakukan banyak riset gempa bumi di seluruh Indonesia saat ini, dengan fokus untuk mencari sumber-sumber potensi terjadinya gempa bumi.
“Secara geologi Pulau Jawa Bagian Barat khususnya provinsi Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana geologi, salah satunya gempa bumi. BRIN terus melakukan penelitian terhadap patahan atau sesar yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi di Jawa Barat termasuk sesar Lembang,” ujar Edi Hidayat, Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, beberapa waktu lalu.
Edi mengatakan, saat ini data kegempaan yang sudah terkumpul relatif lengkap, walau masih perlu penelitian lebih lanjut untuk melakukan pencarian patahan atau sesar aktif yang berpotensi menjadi sumber gempa di masa depan, salah satunya sesar lokal di sekitar sesar Lembang.
ADVERTISEMENT
Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang memotong batuan vulkanik berumur muda (kuarter) dan membentang ke arah Barat - Timur, melintasi Desa Cibodas, Maribaya, Lembang, hingga Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Masalahnya, Bandung Raya tidak hanya terancam oleh sesar Lembang, melainkan ada sesar-sesar lain yang juga berpotensi menimbulkan gempa merusak.
“Salah satu contoh sesar yang menjadi sumber gempa di Cianjur, sesar di Sumedang, sesar di Garut Selatan, dan sesar Baribis di Subang bagian utara. Sesar Cianjur sebelumnya tidak terpetakan walaupun sejarah aktivitas kegempaannya ada tetapi sesar itu tidak nampak di permukaan, berbeda dengan sesar Lembang,” ujar Edi.
Sesar-sesar lokal yang segmennya relatif pendek ini belum terpetakan dengan baik, tapi aktivitas kegempaannya harus diwaspadai. Meski letaknya berada di luar Bandung, tapi dampaknya akan tetap terasa.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini BRIN ditugaskan untuk memetakan sesar aktif atau berpotensi aktif di Jawa bersama dengan lembaga lain, seperti BMKG dan Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk Sesar Lembang, penelitian tetap dilakukan untuk melengkapi data geologi maupun geofisika, dan yang terakhir BRIN telah bekerjasama dengan EOS Singapura telah memasang alat geodetik untuk mengukur seberapa besar sesar tersebut mengalami pergerakan,” tambah Edi.
Mengingat potensi gempa akibat Sesar Lembang itu selalu ada, maka kewaspadaan perlu ditingkatkan oleh masyarakat.
“Masyarakat harus mencari informasi yang benar terkait sesar lembang dari sumber yang dapat dipercaya, lalu mulailah peduli dengan membangun infrastruktur yang tahan gempa atau mulai mempersiapkan peralatan sederhana, seperti tas yang diisi obat-obatan, senter, pluit dan makanan ringan sebagai langkah sederhana dalam tanggap bencana,” pungkas Edi.
ADVERTISEMENT