Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Waspada, Superbugs Mulai Invasi Rumah Sakit di Seluruh Dunia
10 September 2018 11:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan mengapa penggunaan antibiotik tidak boleh sembarangan dan harus di bawah pengawasan dokter adalah karena antibiotik yang digunakan sembarangan malah akan menyebabkan resistensi pada bakteri .
ADVERTISEMENT
Bakteri-bakteri ini dapat menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga tidak mempan lagi diobati dan menjelma menjadi superbugs .
Yang menjadi masalah, akibat penggunaan antibiotik berlebih untuk pengobatan dan pertanian, maka perkembangan superbugs pun tidak dapat dikendalikan dan sampai saat ini belum ada solusi untuk mencegah perkembangan superbugs maupun menanggulanginya.
Hasil riset yang dipimpin oleh tim dari University of Melbourne menunjukkan bahwa saat ini, superbugs sudah tersebar di berbagai rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel dari 96 rumah sakit yang tersebar di 24 negara berbeda untuk mencari keberadaan gen yang telah kebal terhadap antibiotik.
Tim ini kemudian menemukan ada tiga bakteri keturunan dari Staphylococcus epidermis yang ternyata telah mengembangkan kekebalan terhadap antibiotik. Staphylococcus epidermis masih memiliki hubungan dengan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), spesies bakteri lainnya yang juga menjadi kebal terhadap antibiotik dan jadi salah satu jenis superbugs.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian ini, jenis superbugs dari spesies Staphylococcus epidermis ditemukan di semua rumah sakit yang diteliti. Bahkan bakteri ini, menurut hasil penelitian, dapat ditemukan hidup di kulit satu dari 30 orang dan dapat menjadi bahaya bagi orang yang sedang dirawat di rumah sakit.
“Penelitian kami telah menemukan adanya persebaran patogen oportunistik yang hampir sepenuhnya tahan terhadap obat di berbagai negara yang sebelumnya tidak diketahui,” tulis peneliti dalam artikel mereka sebagaimana dilansir IFL Science.
Mutasi genetika telah menyebabkan bakteri terlindungi dari rifampisin, obat yang banyak digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Mutasi ini juga mengurangi kerentanan mereka terhadap teicoplanin dan vankomisin, dua jenis antibiotik yang dianggap sebagai antibiotik pilihan terakhir untuk melawan infeksi.
ADVERTISEMENT
Saat ini belum diketahui apakah bakteri tersebut bisa tersebar hingga keluar dari rumah sakit. Namun, para peneliti telah menegaskan pentingnya mencari cara untuk mencegah penyebaran bakteri ini di rumah sakit.
“Kami benar-benar harus berpikir bagaimana cara untuk mencegah persebaran bakteri ini,” kata Profesor Ben Howden, dokter dan direktur Microbiological Diagnostic Unit Public Health Laboratory di Doherty Institute.