Yang Sudah Diketahui soal Ledakan Rudal yang Tewaskan 5 Ilmuwan Rusia

13 Agustus 2019 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rudal Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rudal Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada lima ilmuwan Rusia yang tewas akibat ledakan nuklir di Laut Putih dekat Nyonoksa, Rusia utara, pada Kamis (8/8) lalu.
ADVERTISEMENT
Para ahli nuklir di AS menduga ledakan ini terjadi dalam pengujian rudal jelajah bertenaga nuklir yang dibanggakan oleh Presiden Vladimir Putin tahun lalu. Lantas, hal-hal apa saja yang diketahui ihwal ledakan rudal bertenaga nuklir tersebut?
Berikut ini rangkuman keterangan-keterangan mengenai kejadian tersebut sebagaimana dikutip dari The Moscow Times.
Kronologi Kejadian
Menurut Badan Nuklir Rusia, Rosatom, seperti dikutip dari kantor berita TASS, ledakan nuklir terjadi akibat terbakarnya bahan bakar roket, yang kemudian menyebabkan ledakan dahsyat serta menghempaskan beberapa orang ke Laut Putih.
Selain itu, menurut para pejabat Severodvinsk, kota di dekat lokasi kejadian, ledakan nuklir tersebut juga mengakibatkan peningkatan radiasi yang singkat di kota-kota sekitar lokasi kejadian. Kendati begitu, tanpa alasan yang jelas, pernyataan itu segera dicabut pada keesokan harinya, Jumat (9/8). Di sisi lain, media setempat melaporkan bahwa warga lokal telah menyetok yodium guna mengurangi efek radiasi.
ADVERTISEMENT
Setelah insiden itu terjadi, pihak berwenang menutup sebagian wilayah teluk Laut Putih. Namun berdasarkan informasi dari pihak pelabuhan Arkhangelsk, wilayah tersebut telah ditutup sejak sebulan sebelum kejadian.
Pertanyaan pihak berwenang
Badan Nuklir Rusia, Rosatom, mengaku akibat ledakan tersebut tiga anggotanya dirawat di rumah sakit. Sedangkan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Minggu (11/8) malam, para pejabat Rusia di institut penelitian nuklir tempat para ilmuwan itu bekerja mengatakan, kecelakaan tersebut menyebabkan peningkatan dua kali lipat tingkat radiasi yang berlangsung selama satu jam.
Sementara itu, kantor cabang lembaga pengawas konsumen Rusia di wilayah Leningrad telah meyakinkan warga St. Petersburg bahwa tingkat radiasi di wilayahnya "stabil."
Laporan Media
Situs berita Fontanka yang mengutip pernyataan salah satu pemimpin pusat nuklir, menyatakan bahwa ledakan itu terjadi di "reaktor nuklir kompak". Namun, Fontanka kemudian memperbarui laporannya lewat pernyataan dari Rosatom yang mengatakan bahwa ledakan tersebut terjadi pada “tes sumber daya radioisotop” bukan “reaktor”. “Ini baterai nuklir,” kata Rosatom.
Logo Rosatom Corp. Foto: REUTERS/Benoit Tessier
Namun sejumlah media Rusia mengatakan, ledakan mesin roket mungkin terjadi di daerah pengujian senjata di dekat Desa Nyonoksa. Laporan-laporan itu mengatakan sebuah daerah dekat Nyonoksa digunakan untuk tes senjata, termasuk rudal balistik dan rudal jelajah yang digunakan oleh Angkatan Laut Rusia.
ADVERTISEMENT
Korban
Dalam pernyataannya, Rosatom menyebut lima ahli nuklir atas nama Alexei Vyushin, Evgeny Koratayev, Vyacheslav Lipshev, Sergei Pichugin, dan Vladislav Yanovsky dinyatakan meninggal dalam insiden tersebut. Rosatom merilis foto-foto kelima ahli tersebut dalam situs web berita RBC pada hari Senin (12/8).
Menurut pemberitaan Baza Telegram, sebanyak enam anggota staf lainnya terluka dan diangkut dengan helikopter ke Moskow untuk dirawat karena paparan radiasi. Para pekerja tersebut dibawa dari pesawat ke rumah sakit Moskow dengan kendaraan berlapis pengaman. Lebih lanjut, Rosatom mengatakan bahwa tiga orang terluka dalam ledakan itu.
Kata para pejabat setempat, para ahli nuklir yang bekerja di pusat penelitian nuklir di Kota Sarov itu telah diajukan untuk mendapatkan penghargaan dari negara, meski tidak disebutkan penghargaan apa yang akan mereka terima.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Pemerintah kota Sarov memberlakukan dua hari masa berkabung untuk menghormati para korban. Mereka mengatakan bahwa para ahli telah meninggal ketika melakukan tugas yang penting bagi negara. Pada Senin (12/8), Rusia kemudian mengadakan upacara peringatan bagi lima ilmuwan yang meninggal.